DEMO-KE-KPKPuluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi (Gemak) dan Lembaga Kajian Transparansi Anggaran (LKTA) Kabupaten Bogor mengontrog Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menggugat pelanggaran izin anak perusahaan Agung Podomoro Land, perumahan Vimala Hills, Kecamatan Ciawi dan Megamendung, Selasa (19/4/2016).

Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]

Mereka melaku­kan demon­strasi memper­soalkan proses perizinan yang dilakukan oleh anak pe­rusahaan Agung Podomoro Land Perumahan Vimala Hills tidak sesuai dengan Perda dan mengurug aliran sun­gai Cilidin dan Cilalai akibat kelalaian itu mengakibatkan kerugian dari Masyarakat Gadog.

“Kami meminta perha­tian KPK untuk menyidik ka­sus anak perusahaan Agung Podomoro Land, Vimala Hills yang telah merugikan warga. Hilangnya sumber mata air, diurugnya aliran sungai dan melanggar sepadan jalan telah merugikan warga secara material,” kata Kooridnator aksi Empud iskandar

BACA JUGA :  Cegah Gula Darah Naik dengan Ubah Gaya Hiduo Sehat, Simak Ini

Empud iskandar men­gatakan, akan membawa buk­ti yang lebih banyak dan aksi massa yang lebih besar jika KPK dan pers tidak memper­hatikan penderitaan warga Gadod, Puncak, Kabupaten Bogor.

Sebelumnya diberitakan, pembangunan megaproyek perumahan Vimalla Hills oleh Agung Podomoro Group di dua wilayah Kecamatan Ciawi dan Megamendung menuai protes keras dari masyarakat . Pasalnya, sejumlah rumah milik warga yang berdeka­tan dengan proyek tersebut mengalami kerusakan akibat getaran dari alat berat, sumur warga yang menyusut airnya, akibat hilangnya aliran sungai Cililin.

Hal serupa diungkapkan Aktivis warga Ciawi, Imam Wi­jaya bahwa adanya saluran iri­gasi yang dimanfaatkan untuk pembangunan hotel Vimalla Hills juga membuat warga se­makin kehilangan sumber air. Warga biasa menggunakan Sungai Cililin untuk keperluan rumah tangga, sekarang sun­gainya hilang ditutup oleh uru­kan tanah dengan buldoser.

BACA JUGA :  Briefing Staf Terakhir Bersama Wali Kota Bogor, Ini Kata Bima Arya dan Dedie Rachim

“Analisis Mengenai Dam­pak Lingkungan (Amdal) pun diabaikan oleh Vimalla Hills. Sebab, puluhan rumah warga mengalami keretakan aki­bat dampak dari alat berat dan pengurukan tanah yang tengah dilakukan oleh pihak pengembang,” papar Imam

Dia menambahkan warga sudah mengadukan kepada pihak Vimalla Hills, tetapi tidak ada tanggapan sama sekali dari pihak pengem­bang. Seolah-olah pihak Vi­malla menunjukkan kedikta­torannya dan siap menindas masyarakat, dan pemerintah pun seolah tutup mata karena ada oknum-oknum yang ber­main.

Selain itu, Imam pun me­nyesalkan adanya fasilitas umum milik warga yang di­robohkan, namun hingga saat ini tidak ada penggantian dari pihak Vimalla Hills.

“Berbagai persoalan tersebut akan selalu mun­cul di masyarakat ketika ti­dak ada penyelesaian yang konkret, apalagi saluran iri­gasi sudah ditutup dan bend­ungan pun dihilangkan,” kata Imam.

(Abdul Kadir Basalamah|Yuska)

============================================================
============================================================
============================================================