Untitled-9PT Blue Bird Tbk belum akan menurunkan tarif argo taksi seiring den­gan kesepakatan antara pemerintah dan Organisasi An­gkutan Darat (Organda). Se­bab, mesin argo yang terpasang di setiap unit taksi perlu ditera ulang oleh Badan Metrologi.

“Penyesuaian tarif taksi harus menunggu proses perubahan dan ditera ulang oleh Badan Metrolo­gi sehingga tidak bisa instan,” kata Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono, Jumat (4/1/2016).

Sebelumnya, Ketua Organ­da DKI Jakarta Shafruan Sinun­gan memastikan penurunan tarif angkutan taksi akan dilakukan pasca dipangkasnya harga ba­han bakar minyak (BBM) hari ini. Tarif baru akan segera berlaku setelah ketentuan baru diumum­kan esok hari. “Untuk taksi saat ini untuk buka pintu Rp7.500, akan turun jadi Rp6.500. Jadi tu­run Rp1.000. Kemudian tarif per kilometer saat ini Rp4.000 men­jadi Rp3.800. Jadi turun Rp200,” ujar Shafruan.

BACA JUGA :  Lauk Sarapan Simple dengan Omelet Ayam dan Sayuran untuk Anak

Andre mengungkapkan pe­rusahaan tidak bisa menyetel manual argo taksi karena akan melanggar hukum. “(Argo) di set manual tidak bisa, melanggar aturan juga karena harus disegel kembali,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Or­ganda ini.

Lebih lanjut, Andre men­egaskan Blue Bird akan mema­tuhi ketentuan yang diatur oleh Organda. Namun, Andre belum bisa memastikan kapan tarif taksi berlambang burung biru itu akan turun. “Butuh waktu,” ujarnya.

BACA JUGA :  Resep Membuat Sambal Ikan Sepat Cabe Hijau yang Mantul

Sebagai informasi, selain menurunkan tarif taksi Organda tarif angkutan perkotaan yang menDKI Jakarta juga akan menurunkan cakup bus kota reguler dan mikrolet sebesar Rp500. ­

Sementara itu menyusul keteta­pan teranyar mengenai penurunan tarif angkutan darat, perusahaan berlogo burung ini mencatatkan laba bersih sebanyak Rp824,02 mil­iar pada 2015, atau meningkat 12,18 persen dibandingkan tahun sebel­umnya di level Rp734,55 miliar.

Ini lantaran pendapatan usaha perseroan tahun lalu menyentuh angka Rp 5,47 triliun, naik sekitar 15 persen dibandingkan tahun sebe­lumnya yang hanya Rp 4,76 triliun.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================