LEICESTER City akhirnya mengunci titel Liga Primer Inggris 2015/2016 di pekan ke-36. Hal itu dipastikan usai pesaing terdekat mereka, Tottenham Hotspurs ditahan imbang 2-2 oleh Chelsea di Stamford Bridge, Selasa (3/5/2016) dinihari WIB.
RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Striker andalan The Foxes, Jamie Vardy pun mengenang sulitnya mereka kala harus menghindari degradasi ke DiÂvisi Championship musim lalu. Rangkaian tujuh kemenangan dan hanya satu kekalahan di sembilan pekan terakhir meÂnyelamatkan mereka dari deÂgradasi musim itu. Tim yang kala itu masih ditangani Nigel Pearson pada prosesnya finis di posisi 14 klasemen akhir.
Bayangkan saja, hingga pekan ke-31, mereka masih berkutat di dasar klasemen! Tapi, musim ini berbeda 180 derajat. Mereka mengangkat trofi Premier League dua peÂkan sebelum liga berakhir. Tentu, jika melihat perjalanan pada musim itu, siapa yang menyangka Leicester akan jadi juara di musim ini.
Keunggulan tujuh poin anak asuh Claudio Ranieri tak akan bisa lagi dikejar oleh Spurs di dua pekan tersisa. “Ini adalah perasaan yang luar biasa, saya tidak pernah tahu ada yang seperti ini. Kami berÂpayah-payah untuk bertahan di liga musim lalu dan pada Sabtu nanti kami akan mengangkat trofi,†katanya dikutip BBC.
“Itu mengingatkan Anda betapa kerja keras yang telah dikerahkan di musim ini dari setiap pemain dan anggota staf pelatih. Ini adalah raihan terbeÂsar dalam sejarah sebuah klub besar dan kami semua merasa terhormat menjadi bagian darinya,†lanjutnya.
“Terasa jauh lebih spesial bisa mewujudkannya dengan anak-anak ini. Setiap menit kerÂja keras yang telah kami beriÂkan di lapangan latihan sudah berbuah manis untuk momen ini,†tandas pemain 29 tahun ini. Vardy sendiri turut menjadi fenomena di musim ini. Dia tampil tajam dengan mencetak 22 gol sejauh ini, menjadi pencetak gol ketiga terbanyak di bawah Harry Kane dan SerÂgio Aguero.
Kapten The Foxes, Wes Morgan pun sudah tak sabar mengangkat trofi juara di King Power Stadium saat laga konÂtra Everton, Sabtu (7/5/2016) malam WIB. Ini jadi gelar perÂtama Leicester di level teratas kompetisi Inggris. Si Rubah sukses mematahkan prediksi, yang rata-rata menyebut merÂeka sebagai kandidat terdegraÂdasi di awal musim.
“Ini perasaan terbaik sepanÂjang karier saya dan saya tidak bisa lebih bangga lagi bahwa ini terjadi sebagai bagian dari perÂjalanan tim ini. Semua orang bekerja begitu keras untuk ini, tidak satupun sebelumnya perÂcaya kami bisa melakukannya,†kata kapten Leicester, Wes MorÂgan, dikutip BBC.
“Tapi di sinilah kami, juara Premier League dan layak meraihnya. Saya tidak pernah melihat semangat seperti yang dimiliki para pemain ini, kami seperti saudara. Hari Sabtu tidak bisa datang lebih cepat kah. Saya sudah tidak sabar memegang trofinya,†tandas bek 32 tahun ini.
RANIERI ITALIANO KETIGA
Ketangguhan Leicester musim ini tak bisa dilepaskan dari polesan tangan dingan Claudio Ranieri. Ia pun menÂjadi Italiano ketiga yang mamÂpu meraih prestasi tertinggi dalam kancah sepak bola NegÂeri Ratu Elizabeth.
Orang Italia sebelumnya yang bisa membawa kesukÂsean timnya meraih trofi Liga Inggris ialah Carlo Ancelotti (Chelsea) dan Roberto ManÂcini (Manchester City). Ranieri pun membukukan catatan imÂpresif dengan 22 kemenangan, 11 imbang dan tiga kali kalah sejauh ini.
“Saya sangat bangga. Saya senang untuk para pemain, untuk Chairman, untuk staf di Leicester City, semua penÂdukung kami dan komunitas Leicester. Ini adalah perasaan yang luar biasa dan saya sanÂgat senang untuk semuanya,†ujar Ranieri seperti dikutip dari BBC.
UANG BUKAN JAMINAN SUKSES
Eks punggawa The Foxes, Robbie Savage pun turut bangga atas prestasi yang diraih manÂtan klubnya. Savage mengklaim kisah fantastis Leicester City yang sukses meraih gelar juara Liga Primer Inggris musim ini meruÂpakan catatan sejarah tersendiri.
Savage yang berkostum The Foxes pada 1997-2002 lalu, percaya bahwa uang bukan jaminan untuk meraih kesukÂsesan seperti yang dibuktikan Leicester ketika awalnya tak diÂperhitungkan namun menutup kampanye musim ini dengan pencapaian luar biasa.
“Saya pikir ini adalah moÂmen yang sangat penting bagi sejarah Liga Primer. KeberÂhasilan mereka membuktikan bahwa Anda tidak harus selalu menghabiskan dana besar unÂtuk bisa meraih kesuksesan seperti ini,†tutur Savage keÂpada Omnisport.
“Leicester punya masa-masa indah sebelum ini, memenangÂkan trofi [Piala Liga] di Wembley. Tapi saya tak menyangka pencaÂpaian itu bisa dilampaui sejauh ini, yang menjadi kesuksesan masif bagi seluruh kota LeicesÂter. Pencapaian musim ini adalah yang terbaik dalam sejarah klub, juga yang terbesar dibandingkan dengan kisah sukses tim lainÂnya!,†tukasnya. (*/Net)