DESAKAN Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar harga bawang merah segera diturunkan menjadi Rp25 ribu per kilogram akhirnya mulai direspons. Dewan Bawang Merah Nasional (Debnas) menyatakan harga bawang merah yang saat ini mencapai Rp40.000 per kilogram (kg) akan turun pada pertengahan Mei mendatang.
Oleh : Yuska Apitya
[email protected]
Dewan Bawang menilai, kenaikan harga bawang merah hanyalah fluktuasi sesaat dari pergeseran musim akibat perubahan iklim. “MaÂsuk pertengahan Mei nanti akan beÂrangsur turun harganya, ini karena perubahan musim sehingga memÂpengaruhi iklim untuk produksi,†jelas Sekjen Debnas Mudatsir, Selasa (3/5/2016).
Menurut Mudatsir, harga bawang merah di petani saat ini Rp20.000- Rp25.000 per kg. Sementara, untuk harga pasar di Jawa saat ini mencapai Rp35.000-Rp40.000 per kg.
Maka dari itu, Presiden Joko Widodo meminta agar harga bawang merah turun menjadi Rp25.000. MuÂdatsir pun tak masalah dengan renÂcana pemerintah menurunkan harga bawang merah asalkan tidak meruÂgikan petani. “Tidak ada masalah selama memang untuk kebaikan ekoÂnomi nasional, menekan inflasi, dan meringankan konsumen. Petani juga jangan sampai dirugikan,†jelasnya.
Jika harga bawang merah di pasar berhasil diturunkan menjadi Rp25.000, lalu harga bawang merah di petani menjadi Rp15.000, maka tidak akan merugikan petani. Harga yang mahal saat ini dinilainya tetap menguntungkan petani. “Petani tetap menikmati rantai margin yang lebih besar,†ucapnya.
Lebih lanjut Mudatsir menjelasÂkan, usaha pemerintah menurunkan harga bawang merah bukanlah maÂsalah ada atau tidaknya dukungan. Pasalnya, dalam dua minggu ke deÂpan pasokan pasar akan bertambah karena puncak panen akan dimulai dari Juni hingga Agustus.
Demi menurunkan harga bawang merah, pemerintah harus mengaÂtur alur distribusi lebih baik dengan mempercepat mobilisasi dari sentra ke pasar.
Untuk diketahui, produksi bawaÂng merah rata-rata 90-95 ribu ton per bulan, sedangkan kebutuhan konsumsi dan industri sebesar 75-80 ribu ton per bulan. Sisanya untuk keÂbutuhan bibit sebesar 10-12 ribu ton per bulan.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian (Kementan) Sputnik Sujono Kamino menyatakan pasokan bawang merah mencukupi sampai perayaan hari raya Idul Fitri pada 6-7 Juli 2016 nanti. Ia memÂperkirakan, pasokan yang cukup tersebut tidak akan membuat harga bawang merah naik. “Catatan panÂen bawang merah yang kami miliki dari Kendal dan Brebes, data lapanÂgan menunjukkan produksi bawang merah tinggi,†kata Sputnik di JakarÂta, Selasa (2/5).
Ia mencatat, saat ini produksi bawang merah nasional mencaÂpai 100 ribu ton per bulan. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan konsumsi bawang merah masyaraÂkat yang mencapai 90 ribu ton per bulan. “Dengan begitu pasokan bawang merah untuk Mei sampai Juli bisa dikatakan aman. Hal ini karena jumlah kebutuhan konsumsi bawang merah lebih sedikit dibanding jumÂlah produksi dalam satu bulan,†kaÂtanya.
Meski demikian, Sputnik menÂgakui temuan Kementerian KoordiÂnator Bidang Perekonomian bahwa bawang merah yang masuk ke pasar tidak sepenuhnya hasil produksi petÂani bawang lokal.
Untuk mengatasi masih banÂyaknya bawang merah impor yang membanjiri pasar, pemerintah akan melakukan intervensi langsung ke lapangan. Namun bentuk dari inÂtervensi tersebut belum diputuskan akan seperti apa karena pemerintah masih perlu melakukan rapat lebih lanjut.
Sementara itu, Pemerintah menegaskantidak ada rencana imÂpor bawang meskipun dalam sepeÂkan terakhir harga produk itu telah menyentuh Rp50.000 per kilogram. Berdasar informasi di situs jakarta. go.id, harga rata-rata bawang merah di Jakarta mencapai Rp42.537 per kilogram. Harga tertinggi Rp 50.000/ kg tercatat di Pasar Rumput, sedangkan harga terendah Rp 20.000/kg tercatat di Pasar Pramuka.
Menteri Koordinator Bidang PerÂekonomian Darmin Nasution juga meminta jajarannya untuk memasÂtikan validitas data harga bawang merah dengan melakukan tambaÂhan survei lapangan. Hal itu dilakuÂkan terkait rencana pemerintah menekan harga komoditas tersebut.
Untuk diketahui, Darmin kemÂbali melakukan rapat terkait panÂgan bersama Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti di kanÂtor Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko PerekonoÂmian) pada Senin (2/5).
Rapat ini merupakan rapat lanÂjutan yang digelar pada Jumat (29/4) minggu lalu. Berdasarkan rapat minÂggu lalu, Rini mengatakan bahwa harga bawang merah yang saat ini mencapai Rp 40.000/kg harus dituÂrunkan menjadi Rp 25.000/kg atas arahan Presiden Joko Widodo.
Darmin mengatakan, penurunan harga bawang merah tersebut jangan sampai merugikan petani. Maka dari itu, ia menjelaskan bahwa KemenÂtrian Perdagangan (Kemendag), KeÂmentrian Pertanian (Kementan), dan Perum Bulog melakukan survei ke lapangan pada akhir pekan kemarin.
Data dari survei tersebut diuraiÂkan pada rapat lanjutan kemarin. Namun menurut Wahyu Kuncoro selaku Deputi Bidang Usaha IndusÂtri Argo dan Farmasi BUMN, rapat hari ini belum menghasilkan apapun karena masih menunggu validitas data di lapangan.
“Pak Menko minta dicek lapanÂgan lagi di Jawa Timur, khususnya Malang,†jelasnya.
Maka dari itu, pemerintah juga belum memutuskan langkah selanÂjutnya untuk menurunkan harga bawang merah menjadi Rp25.000 per kilogram.
Sementara itu, Darmin meÂnyatakan bahwa putusan mengenai strategi menurunkan harga bawang merah seperti yang diinginkan PresÂiden Joko Widodo akan dilakukan hari ini. “Kami sekarang sedang mencocokkan data survei di lapanÂgan agar bisa mendapatkan kesimpuÂlan yang matang, dan sepertinya hari Rabu baru akan selesai,†tuturnya.
“Siapa bilang mau impor, enggak ada pembahasan soal itu. Kami hanÂya mencocokkan data,†kata Darmin di Kompleks Istana Negara, Selasa (3/5/2016).
Darmin menambahkan terkait pencocokan data tersebut, pihaknya akan menggelar kembali rapat koorÂdinasi (rakor) pangan pada Rabu (4/5/2016). “Besok akan kami bahas lagi ,†tandasnya.