alfian mujani 240KITA pejamkan mata ke­tika kita menangis, keti­ka kita bermimpi, ketika kita berangan-angan atau ketika kita men­genang sesuatu yang in­dah. Ternyata, yang ter­dalam dan terindah tak cukup dilihat dengan mata dhahir melainkan ia memerlukan mata batin bernama hati. Ka­limat bermakna ini diungkapkan penyair be­sar Gibran Kahlil Gibran seabab silam lebih, namun tetap relevan hingga kini.

Tak terbantahkan, ada banyak hal dalam hidup yang untuk merasakan dan menikmat­inya melampaui kemampuan panca indera. Manisnya shalat, doa dan semua bentuk ibadah yang kita lakukan adalah dirasakan oleh hati. Karenanya, ketika hati sakit maka bagaimana mungkin ia akan mampu merasa­kan beda manis dan pahit secara benar?

Bulan Ramadlan telah tiba. Bulan yang di­rindu banyak hati ini sungguh menyuguhkan banyak obat, jamu dan penawar untuk kes­ehatan hati kita. Obat tersebut adalah mem­baca Alquran dengan maknanya, mendirikan solat malam, berkumpul dengan orang salih, perbanyak berpuasa, memperpanjang dzikir malam. Silakan coba…!

============================================================
============================================================
============================================================