alfian mujaniTAK selamanya yang terpilih adalah yang ter­baik. Semua tergantung pada siapa yang me­milih, cara apa yang di­gunakan untuk memilih dan beberapa faktor lainnya yang berada di balik proses pilih memil­ih itu. Juga tak selaman­ya yang tak terpilih itu bukan yang terbaik. Bisa jadi ketidakterpilihan­nya itu adalah karena hikmah dan rahasia ter­indah yang belum diketahui.

Tugas manusia adalah berdoa dan beru­saha untuk menjadi yang terbaik dan mem­persembahkan yang terbaik. Terpilih atau tidak, lulus atau tidak, diterima atau tidak hanyalah urusan cerita pengantar menuju ki­sah hidup yang sesungguhnya. Tak perlu sakit hati dengan takdir karena hanya akan mem­perpanjang kisah duka.

Tak dipungkiri bahwa tak sesuainya hara­pan, impian dan kenyataan adalah menyak­itkan dan mengecewakan. Namun cobalah untuk tersenyum dan berbisik kepada hati sendiri: “Jangan-jangan ini adalah cara Al­lah untuk mengantarkan saya ke empat yang lebih baik.” Inilah yang disebut dengan baik sangka kepada Allah. Adakah yang lebih positif dari sikap berprasangka positif pada takdir Allah.

============================================================
============================================================
============================================================