Untitled-16Nama Ayu Dyah Andari ti­dak asing lagi di telinga para fashionista terutama yang mengenakan jilbab. Ayu merupakan salah satu de­sainer busana pesta untuk wanita muslim yang mulai naik daun sejak 2013 lalu. Bahkan, kini penjualan produknya telah menjangkau be­berapa negara mulai dari Malaysia, Taiwan, Brunei Darussalam, hing­ga Korea.

Sebelum menjadi desainer busana muslim yang sukses seperti saat ini, wanita 30 tahun itu men­gaku hanyalah seorang karyawan. Faktor passion dan keluarga yang mendorong Ayu untuk berani ter­jun ke industri fashion.

Saat berbincang hangat hanya dengan Wolipop, Ayu bercerita ia mengawali kariernya sebagai karyawan di sejumlah perusahaan ternama seperti PT Kraft Foods In­donesia dan PT Toyota Astra Motor selama kurang lebih lima tahun. Gaji wanita yang baru melahirkan anak ketiganya tersebut sudah ter­bilang besar kala itu. Meski mem­namun hal tersebut tidak bisa mengpunyai penghasilan yang cukup, gantikan waktunya bersama anak. ­

“Umur 23, aku menikah dan punya anak. Anak sudah dua in­gin di rumah saja cuma nggak mau kehilangan masukan juga. Karena waktu masih kerja aku biasanya jam enam pagi sudah jalan, ketemunya kalau malam saja dan weekend,” pa­par Ayu kepada Wolipop di rumahn­ya, kawasan Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (23/6/2016).

Selanjutnya, wanita lulusan Fakultas Teknik Industri Universi­tas Gajah Mada (UGM) itu berpikir mengapa tidak mengembangkan potensinya saja di bidang desain un­tuk membuat usaha sendiri. Ya, Ayu mengatakan mendesain busana su­dah menjadi bagian dari hidupnya. Walaupun bekerja di perusahaan otomotif, namun tidak membuat wanita kelahiran 12 Juni 1986 itu berhenti untuk mendesain busana.

Ayu sudah suka menggam­bar busana sejak masih SD. Bakat sang ibunda yang juga merupakan seorang pebisnis pakaian seolah mengalir dalam darahnya. Setiap akan ada merayakan suatu momen seperti ulang tahun atau Lebaran, ia dan ibunda tidak pernah membeli pakaian yang sudah jadi, tapi me­milih untuk menjahit sendiri.

BACA JUGA :  Menu Bekal dengan Nasi Goreng Ayam Teriyaki yang Simple Tapi Lezat

Ketika mulai kuliah, Ayu dije­bloskan ke dalam sekolah teknik dengan harapan bisa menjadi seorang insinyur karena nilai pe­lajaran Matematika saat sekolah cukup tinggi. Ayu pun tidak mem­bantah demi masa depan yang ter­baik menurut pendapat orangtua. Setelah dijalani dengan tulus hati hingga selesai, ia pun berhasil diteri­ma kerja di perusahaan-perusahaan multinasional. Bekerja di perusa­haan besar tentu menjadi suatu ke­banggaan bagi orangtua.

Meski sudah bekerja di peru­sahaan besar, Ayu tetap melanjut­kan hobinya mendesain sampai akhirnya banyak rekan kerja yang mengetahui potensinya dalam mendesain busana pesta lalu minta dibuatkan gaun oleh anak kedua dari enam bersaudara itu. “Waktu itu kondangan bikin baju sendiri eh teman suka minta, aku buatin. Nggak mikir untung karena sudah hobi. Ternyata kok order tambah banyak? Kok hasilnya menyaingi gaji di Toyota? Wah prospek bis­nis nih. Tapi yang namanya bisnis nggak boleh gegabah, sudah tes market oke costumer suka coba berenang di bisnisnya, hire kary­awan payet dua penjahit satu yang motong masih aku. Costumer suka, aku tambahin lagi penjahit. Bisnis jalan, pekerjaan jalan. Oke putus­kan sepenuhnya terjun ke bisnis,” cerita Ayu.

Untuk memutuskan resign dari perusahaan multinasional tentu sudah dipikirkan matang-matang oleh Ayu. Bahkan, ia sempat diten­tang oleh kedua orangtua karena menyayangkan keputusan tersebut. Ayu mencoba meyakini orangtua dan berusaha membuktikan lang­kah yang diambil memang tepat.

BACA JUGA :  Minuman Segar dengan Es Madu Lemon Blewah yang Enak Dinikmati saat Cuaca Panas

Ayu kemudian mulai merintis kariernya sebagai desainer sejak 2011. Namanya mulai terangkat karena berhasil menjadi salah satu dari 10 besar desainer terbaik yang mengikuti kompetisi desain Indo­nesia Fashion Week (IFW). Garis de­sain yang vintage dan klasik menjadi ciri khas rancangannya hingga saat ini.

Setelah dari IFW ia pun mulai percaya diri untuk menjual rancan­gannya di butik La Moie bersama de­sainer lainnya. Kemudian, Ayu juga dipercaya merancang gaun untuk para kontestan Miss World 2013 dari berbagai negara. Kala itu ia masih menyajikan rancangan gaun pesta dengan potongan terbuka termasuk untuk kostum Miss World 2013.

Di tahun yang sama hati Ayu ter­gugah untuk mulai berubah haluan ke busana muslim. Pengalamannya merancang kostum Miss World 2013 ternyata mengetuk pintu hatinya untuk masuk ke busana muslim. “Desain pertama aku couture ,tapi tidak muslim. Momen setelah Miss World baru mulai busana muslim. Bangga sih desainnya mendunia, tapi kok ada perasaan mengganjal karena aku mendesain gaun yang super seksi? Aku nggak nyaman nih, mungkin Allah ngasih hidayah selay­aknya aku tertutup aku juga harus mendesain busana tertutup. Dari situ coba desain busana muslim dan alhamdulillah rezekinya luar biasa,” tambah wanita pecinta warna pastel itu.

Sampai saat ini, Ayu masih fokus untuk merancang gaun pesta buat para muslimah. Koleksi gaun yang dirancangnya memiliki DNA klasik dan vintage. Bunga Mawar diklaim Ayu juga merupakan salah satu ciri khasnya. Belum lagi siluet gaun yang berpotongan melebar ke bawah bak putri raja di era Victorian. (Yuska Apitya|(ed:Mina)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================