VATIKAN TODAY– Paus FranÂsiskus menilai bahwa penganut Kristiani dan Gereja Katolik Roma harus meminta maaf keÂpada kaum homoseksual atas berbagai tindakan gereja seÂlama ini dalam memperlakukan mereka.
Pernyataan ini dilontarkan Paus di hadapan wartawan di dalam pesawat dalam perjalaÂnan kembali ke Roma dari ArÂmenia. Paus menyatakan bahwa gereja juga harus meminta maaf atas perlakuannya terhadap para wanita, menutup mata atas praktik pekerja anak dan karena “memberkati begitu banyak senÂjata†di masa lalu.
Komentar Paus ini terlontar ketika ia menjawab pertanyaan wartawan tentang pandanganÂnya terkait seruan seorang karÂdinal Katolik Roma Jerman yang mendesak gereja untuk memÂinta maaf kepada kaum gay.
Paus menunjukkan raut waÂjah sedih ketika wartawan berÂtanya apakah permintaan maaf dari gereja utamanya harus dilakukan menyusul aksi penÂembakan di kelab malam gay di Orlando, Amerika Serikat, yang menewaskan 49 orang bulan ini.
Dia menyatakan bahwa sesuai ajaran gereja, kaum hoÂmoseksual “tidak boleh didisÂkriminasi. Mereka harus dihorÂmati, dan selalu dibimbing oleh pastor.†“Saya pikir gereja tidak hanya harus meminta maaf kepada kaum gay yang tersingÂgung, tetapi juga harus meminta maaf kepada warga miskin, keÂpada para wanita yang dimanÂfaatkan, kepada anak-anak yang dipaksa bekerja. Gereja harus meminta maaf karena telah memberkati begitu banyak senÂjata,†ujar sang pemimpin tertÂinggi agama Katolik itu, kemarin.
Paus tidak merinci apa yang dimaksudnya dengan “memÂberkati begitu banyak senjata,†namun tampaknya pernyataan itu mengaju kepada sejumlah pejabat gereja yang aktif menÂdukung berbagai perang di masa lalu.
Menurutnya, gereja menÂgajarkan bahwa orang dengan kecenderungan homoseksual bukanlah kaum pendosa, meskiÂpun tindakan homoseksual merupakan salah satu tindaÂkan dosa. Kaum homoseksual harus mencoba untuk menahan dorongan seksual mereka.
Dalam kesempatan itu, Paus mengulangi pernyataanÂnya yang terkenal, “Siapa saya untuk menghakimi?†PernyatÂaan itu pernah dilontarkan Paus dalam kunjungan luar negeri pertamanya pada 2013.
“Pertanyaannya adalah: jika seseorang memiliki kondisi itu, yang merupakan pemberian Tuhan, dan berusaha mencari perlindungan Tuhan, siapa kita sehingga bisa menghakimi [mereka]?†ujar Paus.
“Kami, orang Kristen, harus meminta maaf untuk banyak hal, bukan hanya untuk ini (perÂlakuan terhadap kaum gay), tetapi kami harus meminta pengampunan, tidak hanya meminta maaf! Pengampunan! Tuhan, itu adalah kata begitu sering kita lupakan!†ucap Paus.
Paus Fransiskus kerap kali dipuji oleh berbagai komuÂnitas gay karena menjadi paus yang paling meÂnaruh belas kasihan terhadap kaum gay dalam sejarah modÂern. Namun, kaum konservatif Katolik mengkritik sang Paus karena koÂmentarnya soal moral seksual kerÂap dinilai ambigu.
Paus mengaÂtakan kepada para wartawan bahwa “terÂdapat tradisi di beberapa negara, beberapa budaya, yang memiliki mentalitas yang berÂbeda tentang perÂtanyaan ini (homoÂseksual)†dan ada “beberapa tindaÂkan (gay) yang terlalu ofensif untuk beberapa orang.†(Yuska Apitya/net)
Bagi Halaman