Untitled-6BOGOR TODAY – Semoga dengan mengenali alasan mengapa masih malas Taha­jud, tergeraklah kita untuk menjaga amalan mulia ini. Sebab, sungguh tidak ada ke­muliaan seorang hamba ke­cuali karena keistiqamahan­nya menjaga shalat Tahajud, “Maa syarafal mu’min illa bit tahajjud.”

Dan mudah-mudahan pula dengan mengenalinya kita segera muhasabah diri kare­na sungguh dunia terasa sur­ga sebelum surga bagi hamba Allah yang telah merasakan indahnya, nikmatnya, baha­gianya shalat malam.

Pertama, Dho’ful iimaani, lemah iman. Kalau kuat iman, pasti ia sangat cinta, rindu, dan sangat bahagia menghadap-Nya di penghu­jung malam. “Sesungguhnya bangun tengah malam lebih tepat untuk khusyuk, dan ba­caan kala itu sungguh sangat berkesan mendalam,” (QS al-Muzammil: 6). Bukankah kekasih senang berjumpa dan berduaan dengan keka­sihnya.

Kedua, al-jahlu, karena awam ilmu agamanya. Se­andainya tahu dalil, keuta­maan, rahasia, hikmah, ke­ajaiban, manfaat, indahnya Tahajud, pastilah ia menjag­anya, bahkan sebelum tidur pun sudah senang karena nanti malam menghadap Al­lah. “Apakah sama hamba Allah yang bangun malam sujud berdiri yang takut den­gan dahsyatnya akhirat dan mengharapkan rahmat Allah dengan mereka yang lelap dalam peraduan tidur? Apak­ah sama hamba Allah yang berilmu dengan yang tidak berilmu? Sesungguhnya han­ya hamba Allah berilmu yang mengingat Allah di penghu­jung malam,” (QS az-Zumar: 9).

Ketiga, hubbud dunya, diperbudak dunia sehingga dilelahkan dan disibuk­kan dengannya, siang dan malam. Bangun malam pun karena target dunia. “Ber­megah-megahan telah me­lalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur,” (QS at-Takatsur: 1-2).

BACA JUGA :  Resep Membuat Sambal Ikan Sepat Cabe Hijau yang Mantul

Keempat, abdul hawa, budak nafsu. Orang yang kegemarannya melakukan amal maksiat, seperti pe­zina, pemabuk, pejudi, dan sebagainya sangat sulit un­tuk shalat malam. Puas dan senangnya hanya pada hal maksiat (QS Yusuf: 53).

Kelima, tho’mul haraami, banyak makan minum yang haram. Bisa dipastikan jika sesuatu yang dikonsumsinya adalah haram maka akan be­rat sekali untuk shalat lima waktu, apalagi shalat malam. Kalaupun shalat terkesan berat dan cenderung ma­las-malasan, “Mereka tidak mengerjakan shalat, melain­kan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan,” (QS at-Taubah: 54). Tubuh yang tumbuh dari yang haram menjadi energi maksiat dan membuat lemes ibadah, wahai ikhwah fillah!

Keenam, katsrotul dzun­uub, karena selalu dan kes­eringan berbuat dosa. Setiap dosa yg diperbuat menjadi noktah hitam di hati. Rasu­lullah SAW bersabda, “Ses­ungguhnya seorang hamba, ketika berbuat dosa, maka pada hatinya akan terting­gal setitik noda hitam. Jika dia bertaubat dari dosanya, maka hatinya akan dibersi­hkan dari noda hitam terse­but. Namun, apabila dia terus menambah dosanya, maka noda hitam tersebut pun semakin bertambah.”

Demikianlah maksud dari firman Allah Taala, “Sekali-kali tidak, bahkan apa yang mereka lakukan tersebut akan menutupi hatinya,” (QS al-Muthaffifin: 14).” (HR at- Tirmidzi).

BACA JUGA :  Menu Diet dengan Sup Sayuran Kuah Bening yang Rendah Lemak

Sufyan ats-Tsauri berkata, “Saya pernah tidak bisa men­jalankan shalat Tahajud sela­ma lima bulan hanya karena satu dosa yang dulu aku laku­kan.”

Seseorang datang kepada Imam Ghazali untuk menan­yakan kepada beliau menge­nai sesuatu yang menyebab­kannya tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan shalat. Beliau menjawab, “Dosa-dosamu telah membe­lenggumu.”

Ketujuh, karena alasan dari poin pertama sampai keenam, maka ia pun dengan mudah dikuasai setan (QS Al- A’rof: 175).

“Dari Abu Hurairah, bah­wa Nabi SAW bersabda: “Se­tan akan mengikat tengkuk salah seorang di antara kamu apabila ia tidur dengan tiga ikatan. Setan menyetempel setiap simpul ikatan atas ka­lian dengan mengucapkan, ‘Bagimu malam yang panjang maka tidurlah.’ Apabila ia bangun dan berzikir kepada Allah maka terbukalah satu ikatan. Apabila ia wudhu, terbuka pula satu ikatan. Apabila ia shalat, terbukalah satu ikatan. Maka, di pagi hari ia penuh semangat dan segar. Jika tidak, niscaya di pagi hari perasaannya buruk dan malas.” (HR Bukhari).

Ketika Rasulullah SAW diberitahu tentang seorang yang tidak Tahajud, beliau menjawab, “Setan telah men­gencingi kedua telinganya.” (HR an-Nasa’i dan Ibnu Ma­jah). Semoga Allah mena­namkan keindahan iman di hati kita dan kenikmatan shalat malam. Amin. (Abdul Kadir Basalamah)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================