PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam waktu dekat akan melakukan peluncuran satelit perdana di dunia perbankan dengan nama BRIsat. Penggunaan satelit ini diklaim bakal menghemat angÂgaran perseroan hingga 40 persen.
Oleh : Winda Herviana
[email protected]
Peluncuran satelit akan dilakukan di Kuorou, French Guiana, Amerika Selatan pada tanggal 8 Juni 2016 pukul 20.30 waktu UTC atau tanggal 9 Juni 2016 pukul 03.30 WIB. Bila peluncuran ini sukses, BRI akan menjadi bank pertama di dunia yang memiliki satelit.
Direktur Utama BRI, Asmawi Syam mengungkapkan, sebelum adanya BRIsat pihaknya menyeÂwa sebanyak 23 transponder. BiÂaya sewa untuk seluruh transponÂder sendiri sebesar Rp 500 miliar pertahunnya.
“Sampai sekarang kita masih sewa transponder yang kira-kira biayanya Rp5 00 miliar untuk 23 transponder. Ke depan kita butuh banyak karena kebutuhan layÂanan ini terus meningkat,†ujar Asmawi dalam Press Launch BRIÂsat di Menara BRI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (31/5/2016).
BRI meluncurkan satelit sendÂiri diperkirakan akan mengheÂmat anggaran hingga 40 persen. Inilah yang menjadi alasan BRI meluncurkan BRIsat. Ini karena investasi BRIsat hanya sebanyak Rp3,37 triliun dengan jangka masa pakai 15 tahun hingga 17 tahun.
Penyewaan satelit mengeluarkan biaya Rp500 miliar per tahun unÂtuk 23 transponder. Jika mengeÂluarkan biaya yang sama, angÂgaran Rp3,37 miliar hanya cukup untuk menyewa 23 transponder selama 6,5 tahun.
“Makanya yang sewa ini seÂcara bertahap akan kita hilangÂkan. Tapi bukan tahun ini semua dihilangkan, kan kontraknya maÂsih ada dan berbeda-beda. Jadi tidak semuanya sewa itu putus tahun ini,†imbuh dia.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menjelaskan, penghematan anggaran satelit hingga 40 persen ini merupakan hitungan secara kasar. AlasanÂnya, biaya sewa satelit setiap taÂhunnya meningkat. Sayangnya, masa pakai sewa satelit sendiri hanya tahunan, sementara BRIÂsat bisa digunakan hingga 17 taÂhun.
“Biaya komunikasi sebelum ada BRIsat itu Rp 500 miliar setahun, kalau dengan BRIÂsat investasi Rp 3,37 triliun dan masa pakai 15-17 tahun. Makanya sebagian besar diambil BRIsat yang bisa mengurangi (angaran) seÂcara kasar 40 persen. Dari sebelumnya Rp 500 miliar berkurang jadi kurang lebÂih Rp 300 miliar,†ungkap Haru.
Direktur BRI, Zulhelfi Abidin mengungkapkan, BRIsat yang akan diluncurkan memiliki seÂbanyak 45 transponder ekuivaÂlen 54 transponder. Konfigurasi frekuensi sebanyak sembilan unit transponder merupakan KU band sehingga menjadi 18 unit karena memiliki kekuatan mesin 72 Mega Hertz (MHz). 36 transponder lainnya mengguÂnakan frekuensi C band dengan kekuatan mesin frekueÂnsi standar, yakni 36 MHz.
“Biasanya kan satu t r a n Âsponder itu punya kekuatan frekuensi 36 MHz, jadi yang khusus KU (band) itu kan ada sembilan yang kemampuannya setara 18 (transponder biasa). Penggabungan menjadi dua itu menghemat berat satelit sehingÂga bisa menambah masa pakai satelit dua tahun jadi 17 tahun,†tutup Zulhelfi. (net)
Bagi Halaman