QANAAH secara sederÂhana adalah menerima dengan ikhlas apa yang Allah bagikan kepada kita. Sikan ini tak lagi mainstream. Berlomba untuk menjadi yang “ter†telah menjadikan ketulusan dan kelembuÂtan hati sebagai sesuatu yang aneh. Yang mainÂstream adalah saling siÂkut, saling fitnah, saling dengki, dan sejenisnya.
Qana’ah penting untuk menjadikan hidup kita tenang dan bahagia. Lihatlah kehiduÂpan Syekh Juha dan isterinya yang senanÂtiasa tersenyum dalam keterbatasan rizkinya. Setiap malam terdengar tawa kecil dari kamar di rumah kecilnya walau tak memiliki apapun untuk dimakan esok pagi. Suatu malam, penÂcuri masuk ke rumahnya. Maling itu mengenÂdap-endap mencari sesuatu. Syekh yang meÂmang belum tidur berbisik kepada isterinya: “Nanti kalau maling ini menemukan sesuatu di rumah kita, kita kejar ya. Kok bisa dia temukan sesuatu di tempat yang tak ada sesuatunya.â€
Setelah lama keliling tak temukan apapÂun, maling itu lari keluar sambil teriak: “Nihil. Salah masuk. Ini bukan rumah, tapi kuburan. Tak ada apa-apanya kecuali tubuh pemiliknÂya.†Syek dan isterinya tertawa: “Ha ha ha ha, terbukti betul bahwa orang tak punya itu beÂbas dari kemalingan. Makan esok adalah uruÂsan besok,†demikian bisik sang Syekh pada telinga kanan isterinya.