Untitled-3JAKARTA ,TODAY—Perum Bulog tetap melanjutkan keg­iatan operasi pasar (OP) bahan pangan, meskipun momen Lebaran sudah lewat, sebagai upaya menstabilkan harga se­jumlah komoditas yang masih tinggi, seperti gula, daging sapi, dan bawang merah.

Direktur Pengadaan Pe­rum Bulog Jakarta, Wahyu, menyatakan, OP bahan kebu­tuhan pokok tersebut dilaku­kan di seluruh pelosok Indo­nesia, salah satunya melalui Rumah Pangan Kita (RPK).

Menurut dia, saat ini harga beberapa komoditas pangan pasca-Lebaran masih tetap tinggi. Misalnya, daging di pas­aran umum masih di kisaran

Rp120.000 per kg, begitu juga gula tercatat seharga Rp15.000 per kg. “Alasan inilah yang membuat Bulog akan terus melakukan OP beberapa komoditas pangan di pasaran agar harga bisa turun,” kata Wahyu, di Kan­tor Bulog, Minggu(17/6/2016).

Untuk menahan laju kenaikan harga daging di pasaran, Bulog tetap menjual komoditas hasil ternak terse­but Rp80.000 per kg, sedangkan gula juga dijual di bawah harga pasaran, apalagi pemerintah menginginkan agar harga gula bisa turun di kisaran Rp12.500 per kg.

Wahyu menjelaskan, pihaknya masih mendatangkan daging sapi dari Australia untuk OP daging dan akan segera dijual ke pasar guna menu­runkan harganya yang masih tinggi.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Rabu 24 April 2024

Setidaknya, menurut dia, ada sekitar 15 kontainer daging sapi yang bakal masuk setelah Lebaran, selain itu sampai akhir tahun ini, Bulog juga akan mendatangkan 2.000 ton jeroan dalam bentuk jantung dan hati. Seba­gian jeroan tersebut, sudah didatang­kan selama momen puasa lalu, dan sebagian akan didatangkan pada akhir Juli dan Agustus mendatang.

Menjelang Lebaran lalu harga be­berapa komoditas pangan strategis mengalami peningkatan drastis, se­hingga Presiden RI Joko Widodo ke­mudian memerintahkan Perum Bulog untuk menstabilkan harga sejak minggu ke dua Mei lalu.

Komoditi pangan yang harus di­jaga stabilitas harganya yakni beras medium, beras premium, gula, min­yak goreng, daging sapi dan bawang merah.

Ada 82 kota seluruh Indonesia yang merupakan kota-kota pencatat inflasi, terdiri dari 232 titik pasar. Oleh karena itu untuk menjaga stabilitas harga pangan tersebut Bulog melaku­kan operasi pasar.

Dalam operasi pasar, Bulog menjual beras medium dengan harga Rp7.900/kg, beras komersial Rp8.500/kg, gula pasir Rp13.000/kg, minyak goreng Rp12.000/kg, dag­ing Rp80.000/kg dan bawang merah Rp25.000/kg.

Data Perum Bulog hingga 27 Juni lalu, distribusi komoditas beras medi­um sudah sebanyak 215.201 ton, beras premium/komersial 78.262 ton, bawa­ng merah Rp1.398 ton, daging sapi 2.969 ton, gula 4.426 ton dan minyak goreng 432.395 liter.

BACA JUGA :  Pj. Bupati Bogor Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrim

Menanggapi Bulog yang tetap menggelar OP, Ketua Persatuan Peng­gilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi) Pusat, Sutarto Alimoeso men­gatakan, sebagai lembaga pemerintah, Bulog berfungsi untuk melakukan sta­bilisasi harga pangan di pasaran.

Apalagi sebagai negara be­sar, produksi pangan di Indone­sia haruslah dikelola dengan baik dan merata di seluruh Indonesia.Sutarto menyatakan, stabilitas harga pangan menjadi tugas Bulog, selain itu, BUMN Pangan ini harus memastikan kalau stok pangan baik itu beras, dag­ing, gula merata di seluruh Indonesia. “Kalau mengandalkan pihak swasta itu tidak mungkin, pemerintah harus turun tangan melalui Bulog,” ujarnya.

Oleh karena itu, mantan Dirut Pe­rum Bulog tersebut berpesan, Bulog wajib membuat stok dan menjaga kes­eimbangan pangan di pasaran, sehing­ga kalau ada kegagalan pasar, maka perusahaan itu harus segera mengelu­arkan stok yang dimiliki. “Artinya, Bu­log harus menjadi pelaksana dan per­panjangan tangan pemerintah untuk menjaga stabilisasi harga pangan nasi­onal,” katanya. (Yuska Apitya Aji)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================