B1---29-7-2016-BisnisOleh : Yuska Apitya
[email protected]

BANK Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I-2016 bisa 5%. Karena pertumbuhan ekonomi di kurtal II-2016 bisa di atas 5%, atau lebih tinggi dari kuartal I-2016 yang sebesar 4,9%.

Demikian yang diungkap­kan Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M Juhro, di Bandar Lampung, Kamis (28/7/2016). “Kalau semester I kan di kuartal I itu 4,9%, kuartal II nya berharap sekitar 5% atau lebih. Jadi semester I bisa 5%,” jelas Solikin.

Optimisme angka pertumbuhan ekonomi semester I-2016 bisa 5% dilandaskan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah defisit APBN yang hingga saat ini berada di kisa­ran 1,8-1,9%, atau jauh di atas target pemerintah sebesar 2,4%. Besaran defisit di bawah angka 2% sudah dianggap baik. “Perbaikan stimu­lus fiskal sudah cukup meningkat pesat. Laporan semester satu de­fisit 1,8% sampai 1,9 %. Pemerintah mencanangkan defisit dulu 2,4% atau tidak boleh lebih dari 3% defisit APBN,” kata Solikin.

BACA JUGA :  Menu Makan Dengan Mie Kuah Daging Bumbu Semur, Dijamin Menggugah Selera Keluarga

Hingga akhir 2016, BI mem­prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 5%. Dirinya optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016 naik ke 5,1-5,2%. “Kalau Bank Indonesia kan sebesar 5,0% sampai 5,4%. Tahun ini memang pokoknya masih segitu antara 5,1% sampai 5,2%,” tutur So­likin.

Belakangan ini, dana asing ra­mai menyerbu pasar Indonesia. Sentimen positif juga mulai terasa di pasar modal dari sebelum diber­lakukannya tax amnesty alias pen­gampunan pajak. Bahkan beberapa hari terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menghijau di atas angka 5.000.

BACA JUGA :  Menu Diet dengan Sup Sayuran Kuah Bening yang Rendah Lemak

Ramainya dana asing yang ma­suk ke Indonesia juga dikarenakan rendahnya inflasi yang berada di kisaran 1,8-19%. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam menjalankan program tax amnesty juga disambut baik oleh pelaku pasar. “Rupiah men­guat ada banyak faktor, kan dari segi domestik fundamental membaik, inflasi terkendali, current account deficit lebih rendah. Bicara nilai tukar mestinya kebijakan dianggap direspons positif,” papar Solikin. Sri Mulyani Gairahkan Pasar

Presiden Joko Widodo ( Jokowi) kemarin telah melantik Sri Mulyani untuk menduduki jabatan Menteri Keuangan. Sri Mulyani juga sebel­umnya sempat menjabat kursi Men­teri Keuangan di era SBY, hingga ke­mudian melenggang ke Bank Dunia untuk menduduki jabatan Direktur Pelaksana di lembaga internasional tersebut.

============================================================
============================================================
============================================================