alfian mujani 240BANYAK kisah di masa kenabian yang men­ceritakan tentang dicabutnya nikmat lantaran diremehkan, disia-sia­kan dan tiada disyukuri. Pelaku kufur nikmat itu diberikan sanksi kehidu­pan berupa ketidakny­amanan dan bahkan lebih dari itu. Bacalah kisah kaum teradzab dalam al-Qur’an dan al-Hadits.

Syukur itu bukan hanya masalah beru­cap alhamdu lillaah, melainkan menyadari keberadaan nikmat itu, mengakui bahwa itu dari Allah, menjaga dan menghargainya seba­gai titipan Allah. Lebih dari itu, nikmat itu di­gunakan untuk agama demi menggapai lebih banyak lagi nikmat yang lain yang berpuncak pada penggapaian ridla illahi.

Kegagalan bersyukur seringkali disebabkan karena arogansi diri, yang menganggap dirinya hebat serta merasa bisa hidup mandiri tanpa siapapun. Orang seperti ini biasanya pada akh­irnya dijadikan sendirian betulan oleh Allah, tanpa apa dan siapa. “Kalau sudah tiada, baru merasa.” Demikian kata syair lagu. (*)

============================================================
============================================================
============================================================