JAKARTA TODAY – Pada Mei 2016 lalu, PT PLN (PerÂsero) membatalkan lelang PLTU Jawa 5 yang rencananÂya dibangun di Serang, Banten, dengan kapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW). PLTU Jawa 5 merupakan pembangkit terbesar dalam proyek 35.000 MW, setara dengan PLTU Batang.
Lelang sudah mencaÂpai tahap akhir, tinggal terÂsisa 2 calon dan PLN tinggal menunjuk pemenang. Tapi, Direksi PLN memutuskan membatalkan lelang penÂgadaan tersebut.
Kini PLN berencana menunjuk anak usahanya untuk membangun PLTU Jawa 5. Ada 2 anak usaha PLN yang berpeluang ditunÂjuk, yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan PT IndoÂnesia Power.
Opsi ini dipertimbangÂkan PLN, karena tender ulang akan memakan waktu yang sangat panjang, pemÂbangunan PLTU Jawa 5 bisa molor sampai lebih dari 1 tahun. Lelang ulang saja suÂdah memakan waktu 8 buÂlan, belum lagi menunggu pemenang lelang mendapat pembiayaan (financial closÂing).
Kalau PLN langsung menunjuk PJB atau IndoÂnesia Power tanpa lelang ulang, jadwal konstruksi PLTU Jawa 5 bisa dikejar. PLTU Jawa 5 pun bisa seleÂsai dalam waktu sekitar 4 taÂhun, dan mulai beroperasi di 2019 atau 2020.
“Kalau kita tender prosesnya 8 bulan, kemuÂdian menunggu financial closing 12 bulan lagi, paÂdahal kan target selesai di 2019-2020. Untuk itu dipertimbangkan anak usaha PLN, bisa PJB atau Indonesia Power, bekerÂjasama dengan swasta suÂpaya prosesnya bisa lebih cepat,†kata Direktur PenÂgadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso, saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (12/7/2016).
Tapi anak usaha PLN tak akan sendirian karena pembangunan PLTU Jawa 5 butuh dana sangat besar, diperkirakan mencapai Rp 30 triliun. Anak usaha PLN akan bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk membangun pembangkit 2.000 MW ini.