SEMARANG TODAY– Misianto (47), pria yang keseharian­nya bekerja memulung sampah duduk di antara para pendamp­ing wisudawan di Auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes). Matanya berkaca-kaca ketika nama sang putri, Firna Larasanti (21) dipanggil sebagai salah satu lulusan terbaik den­gan predikat cumlaude.

Ia dan istrinya, Siti Siswati (45) terharu putri keduanya bisa meraih gelar sarjana bahkan dengan prestasi. Misianto bang­ga putri keduanya itu tidak me­nyerah menempuh pendidikan meski kehidupan ekonominya terbatas.

“Saya bangga sekali. Tadi sampai nangis sama ibu. Kami, orang tua ‘pangkatnya’ hanya pencari rongsokan, tapi anak saya bisa berhasil seperti ini,” kata Misianto di Auditorium Unnes, Rabu (27/7/2016).

BACA JUGA :  Puncak Arus Balik, Kemenhub Prediksi 140 Ribu Kendaraan Mengarah ke Jakarta

Misianto yang seorang pe­mulung dan Siti yang bekerja buruh cuci tidak pernah direpot­kan oleh Firna. Gadis cantik itu mengikuti program bidik misi Unnes sehingga biaya kuliah di­tanggung beasiswa.

Firna lulus dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,77. Skripsi mahasiswi jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial itu bah­kan memenangkan lomba pe­nulisan tingkat provinsi tentang otonomi daerah dan menda­patkan juara 1. Judul skripsinya yaitu “Marketing Politik Pasan­gan Calon Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Hevearita Gunaryanti”.

Dara cantik itu memang se­jak kecil bercita-cita menempuh pendidikan tinggi. Firna men­gakui capaiannya butuh usaha dan tentu saja tidak mengabai­kan keluarga. Ia tetap memban­tu ayahnya memulung sampah demi pundi-pundi rupiah agar keluarganya bisa makan dan bertahan.

BACA JUGA :  Puncak Arus Balik di Terminal Baranangsiang Diprediksi 15 April 2024

“Bantu-bantu bapak juga, kalau bantu biasanya pas pulang sekolah. Ya memungut sampah dan memilah rongsokan yang bisa dijual,” ujar Firna.

Di rumah sederhananya di RT 6 RW 1 Karanggeneng, Kelu­rahan Sumurejo Kecamatan Gu­nungpati, Kota Semarang, Firna selalu menyempatkan belajar. Namun ia tetap berusaha mem­bantu kehidupan keluarganya. Selain memulung, ia sering membeli buku atau koran bekas dari temannya untuk dijual kem­bali.

============================================================
============================================================
============================================================