Untitled-9BOGOR TODAY – Banyaknya pemenang proyek di Pemer­intah Kota (Pemkot) Bogor melalui Unit Pengadaan lelang (ULP) yang dianggap cacat ad­ministrasi mulai disikapi oleh Sekertariat Bersama (Sekber) Gabungan Pengusaha Kon­truksi (Gapensi) Kota Bogor.

Mereka merasa proses ket­erbukaan lelang di ULP terke­san ditutupi dan tidak dibuka secara transparan sehingga menimbulkan kecurigaan oleh para kontraktor di Kota Bogor.

Ketua Gapensi dan Sekber Kota Bogor, Andre Indradi mengatakan, Walikota Bogor dianggap tidak memberikan porsi lebih kepada Gapensi Kota Bogor untuk menjelas­kan mekanisme proyek yang selama ini dianggap janggal.

“Mohon kepada Walikota lebih perhatian kepada kami, karena kami juga warga Bogor. Dengarkanlah aspirasi kami. Kita rumuskan secara ber­sama,” keluh Andre kepada wartawan kemarin saat men­gadakan rapat di Kintamani dengan para Ketua Asosiasi Jasa Kontruksi di Kota Bogor.

BACA JUGA :  Wilayah Garut Diguncang Gempa M 6,5, Getaran Terasa Hingga Bogor

Sementara itu, Ketua As­pekindo Kota Bogor, Tumpal Pandjaitan mengatakan, proyek-proyek yang ada di Kota Bogor terkesan seperti dimonopoli oleh segelintir orang melalui mekanisme ULP yang selalu mengklaim kesala­han administrasi. “Kami minta ketebukaan ULP agar lebih transparansi ketika melaku­kan proses lelang,” tuturnya.

Ia juga mencontohkan seperti proyek-proyek RSUD, Pedestrian Kebun Raya dan lain sebagainya harus dibuka secara gamblang dari awal lelang hingga terpilihnya pemenang lelang.

“Pada saat kualifikasi pemenang seharusnya para tenaga ahli dihadirkan, setelah announcing ULP menambah­kan persyaratan lelang. Tidak boleh ada pemenang yang me­lebihi sisa kemampuan paket. Itu merupakan cacatnya para pemenang lelang,” terangnya.

Ia menambahkan, dirinya memiliki bukti-bukti yang kuat terkait cacat administrasi para pemenang lelang yang din­yatakan oleh Pemkot Bogor. “Diduga ada ‘oknum’ yang bermain disini dan ULP mera­sa ketakutan dengan ‘oknum’ ini,” terangnya.

BACA JUGA :  Jadwal Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Rabu 1 Mei 2024

Senada Wakil Kamar Dagang Industri (Kadin) bidang kontruk­si, Agus Lukman mengatakan diduga ada oknum-oknum yang bermain dalam proses lelang ini. “Proses pemilihan langsung­pun seharusnya dinas mengun­dang perusahaan-perusahaan, kemudian disitu barulah ULP menyeleksi. Bukan melalui de­wan,” pungkasnya.

Sekedar informasi, proyek yang dinilai janggal oleh para pengusaha kontraktor di Kota Bogor yakni proyek pedestri­an Kebun Raya Bogor, proyek RSUD Kota Bogor dan beber­apa mekanisme cara pemili­han langsung terhadap proyek yang bernilai dibawah Rp 200 juta.

(Abdul Kadir Basala­mah)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================