064278900_1456720953-manillabuletinISTANBUL TODAY– Turki dan Rusia sepakat untuk memperbaiki dan mempererat hubungan kedua negara setelah pertemuan Presiden Tayyip Erdogan dan Presiden Vladimir Putin.

Putin menerima kunjungan Erdogan di St. Petersburg, Selasa (9/8). Ini merupakan kunjungan pertama Erdogan ke luar negeri setelah percobaan kudeta yang gagal di Turki pada Juli lalu.

Hubungan kedua negara sempat terpu­tus sejak jet tempur Rusia ditembak Turki di wilayah perbatasan dengan Suriah pada akh­ir tahun lalu. “Apakah kamu ingin restorasi hubungan dalam spektrum penuh? Ya dan kami akan mencapai itu,” kata Putin dalam konferensi pers setelah pertemuan.

Erdogan mengatakan kerja sama kedua negara akan ditingkatkan dalam banyak sek­tor termasuk proyek pipa gas senilai US$20 miliar dan Rusia akan membangun pembang­kit nuklir di Turki. Kerja sama di sektor per­tahanan, juga akan ditingkatkan.

Erdogan, dalam sambutannya, mengu­capkan terima kasih kepada Putin yang telah mengundang dia ke Rusia dan mengatakan kerja sama antara kedua negara harus men­guntungkan seluruh wilayah.

Kedua pemimpin itu juga membahas per­ang Suriah, dalam sesi tertutup berikutnya. Terkait Suriah, Turki dan Rusia mendukung pihak yang berlawanan. Turki mendukung pemberontak Islam sedang Rusia memberi du­kungan kepada pemerintahan Bashar al-Assad.

Putin mengatakan kepada Erdogan bahwa ia berharap Ankara sepenuhnya bisa memulihkan ketertiban setelah upaya ku­deta, dan mengatakan bahwa Moskow selalu menentang tindakan inkonstitusional.

“Saya ingin mengungkapkan harapan bahwa di bawah kepemimpinan Anda orang-orang Turki akan mengatasi masalah ini dan ketertiban dan legalitas konstitusional akan dikembalikan,” ujar Putin.

Sebelumnya, Erdogan sempat me­nyatakan kekecewaan terhadap negara Barat yang mengkritik tindakan kerasnya pasca per­cobaan kudeta, yang menewaskan 246 orang.

Turki juga menyalahkan kudeta kepada ulama Fethullah Gulen yang saat ini berada di pengasingan di Pennsylvania. Turki telah me­minta AS secara resmi untuk mengekstradisi Gulen, namun AS meminta Turki memberi­kan bukti keterlibatan Gulen dalam peristiwa itu. Gulen sendiri menampik tuduhan terse­but dan menilai permintaan ekstradisi itu hanyalah cara Erdogan untuk membawanya kembali pulang ke Turki dan menghukum­nya. (Yuska Apitya/cnn)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================