Oleh : Yuska Apitya
[email protected]
Perry Warjiyo, Deputi Gubernur BI menÂcatat, terjadi capital inflow sebesar Rp130 triliun. Angka ini bergerak naik sejak akhir Juli lalu yang sebelumnya berada di angka Rp128 triliun. “Aliran dana yang semakin besar memang berpotensi menguatkan (kurs) rupiah. Namun, BI akan menjaga stabilÂisasi kurs agar tidak terlalu jauh dari level
wajar dari sisi fundamental,†kata Perry, Senin (8/8/2016).
Terus menguatnya nilai tukar mata uang Garuda menurutnya diÂpengaruhi oleh beberapa faktor. Dari sisi global, pengaruh datang dari wacana peningkatan suku bunÂga acuan Bank Sentral Amerika SeriÂkat, yang membuat dana asing muÂlai mengalir ke negara berkembang seperti Indonesia.
Sedangkan dari dalam negeri, persepsi positif pertumbuhan ekoÂnomi yang mencapai 5,18 persen pada kuartal II 2016 ikut memÂperkuat sentimen positif kebijakan Undang-Undang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty yang meÂnyedot dana repatriasi. «PenempaÂtan investasi di Indonesia termasuk menarik (bagi investor) bukan saja karena suku bunga tapi karena prosÂpek ekonomi dan adanya aliran tax amnesty,» tutup Perry.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo memastikan, bank sentral akan membahas koreksi kurs rupiah yang semula berada di kisaran Rp13.500 menjadi Rp13.300 ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Padahal saat ini, kurs rupiah berada dikisaran Rp13.100.
“Kami tawarkan koreksi terseÂbut ke pemerintah dan DPR. Nanti kalau ada pembahasan di DPR, tenÂtu kita akan sampaikan pandangan kita,†kata Agus.
Terkait koreksi kurs rupiah, Sarmuji, Anggota Komisi XI DPR mengatakan masih menunggu pembahasan koreksi kurs rupiah. «Sebenarnya kalau tidak sampai 10 persen tidak perlu ubah APBNP. Tapi kita belum terima ajuannya. Kalau pun sudah diajukan, nanti akan kita kaji lebih dulu tentunya,» kata Sarmuji.
Sementara tiu, repatriasi aset dari penerapan kebijakan pengamÂpunan pajak (tax amnesty) sepertiÂnya mulai berlabuh di pasar modal dalam negeri. Buktinya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah beli bersih (net buy) meningkat cuÂkup kentara.
“:Nah, itu net buy semakin hari semakin meningkat. Sekarang mencapai Rp1 triliun,†ujar Samsul Hidayat, Direktur Penilaian PerusaÂhaan BEI, Senin (8/8/2016).