Pihaknya mengakui, jumlah PNS usia 50 tahun ke atas lebih tinggi. Di­dominasi oleh PNS guru, sehingga perlu cepat diantisipasi sebelum ban­yak yang masuk masa pensiun. Jangan sampai ada kasus ruang kelas yang ti­dak ada gurunya.“Perencanaan kede­pan harus akurat, untuk itu dibutuh­kan data realtime,” tegasnya.

Ditanya alokasi anggaran untuk CPNS, ia memaparkan ada dan cu­kup untuk 90 ribu formasi CPNS di pusat. Tentunya akan berbeda jika berbicara kebutuhan di masing-masing daerah. Pada dasarnya, lan­jut Bima, dengan kondisi keuangan negara dan situasi ekonomi yang seperti ini pihaknya memilih berha­ti-hati.“Kami ingin ada perekrutan CPNS. Hanya saja di sisi lain takutnya nanti ada pemotongan anggaran. Im­basnya, gajinya tidak akan mencu­kupi. Salah satunya menunggu hasil tax amnesty. Kalau uangnya tidak masuk, jelas akan menjadi kendala baru,” cetusnya.

BACA JUGA :  Menu Makan Malam dengan Bihun Goreng Sapi yang Lezat Gurih dan Praktis

Kalaupun jadi ada perekrutan CPNS, BKN hendak memprioritaskan para sarjana yang mempunyai nilai tinggi untuk mendaftar dan menem­pati formasi pegawai pemerintahan. Perlu diketahui, upaya tadi sudah di­lakukan pada tahun 2014 silam. Seti­daknya ada 200 formasi khusus untuk lulusan cumlode. “Kedepan akan leb­ih banyak jumlahnya, kita ada cadan­gan sebanyak 7.000 formasi khusus untuk itu. Paling tidak 2.000 sampai 3.000 dulu lah untuk formasi lulusan sarjana berprestasi. Artinya, mereka bisa menjadi kader birokrasi kede­pan,” tukasnya.

Terpisah, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Bi­rokrasi (Menpan RB) Asman Abnur di­minta untuk fokus membenahi sistem pendataan pegawai negeri sipil (PNS).

Anggota Komisi II DPR RI Arteria Dahlan mengatakan akan meminta penjelasan kepada Menpan RB ter­kait upaya tersebut. Tidak hanya itu, Arteria juga akan menanyakan kepada Asman tentang target pen­capaian Kementerian PAN-RB. “Kita akan tanyakan kebijakan apa yang akan dilakukan Pak Menteri untuk delapan agenda reformasi birokrasi. Apa target capaian? Jadi lebih kepada target-target nya,” kata Arteria, Jumat (12/8/2016).

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Lansia Terlungkap Gegerkan Warga Kota Padang

Tidak hanya berfokus pada PNS saja, Politikus Partai Demokrasi In­donesia Perjuangan (PDIP) juga men­gatakan identifikasi pencegahan PNS fiktif juga perlu diperhatikan. “Ten­tunya PNS fiktif akan menjadi bagian yang akan kami tanyakan karena su­dah terintegrasi dalam bonggol per­masalahan yang sudah kita identifi­kasi,” kata Arteria.

Dia juga akan membicarakan ke­pada Menpan RB terkait berbagai isu, di antaranya jumlah PNS, rekruitmen PNS, transparansi penempatan peja­bat. (Yuska Apitya Aji

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================