OTAK mungkin menjadi organ yang paling terpengaruh seÂcara langsung akibat stres terus menerus yang kita hadapi. BeriÂkut apa saja pengaruh stres pada otak dan bagaimana cara mengaÂtasinya,
- Kemampuan belajar turun
Saraf sel punca di hipocampus, bagian otak yang penting untuk belajar dan daya ingat, dibentuk oleh neuron. Tetapi di bawah stres kronik, sel punca ini menjadi dilapisi dengan mielin. Kelebihan mielin ini berakibat terganggungÂnya komunikasi dan sambungan antar neuron. Hal tersebut tentu mengganggu fungsi kerja otak.
Kondisi itu terutama ditemui pada orang yang mengalami gangÂguan kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca trauma.
- Risiko stroke
Kadar stres yang tinggi bisa meningkatkan risiko stroke. “SeÂlain faktor risiko tradisional, sepÂerti kadar KolesterÂol, tekanan darah, dan merokok, stres juga berkontribusi pada keÂjadian stroke,†kata Susan EverÂson-Rose, peneliti.
- Depresi
Stres kronik dapat mencegah munculnya sel saraf baru di hiÂpocampus. Kondisi ini akan menÂgurangi kemampuan seseorang untuk bangkit dari episode stres berikutnya dan menyebabkan geÂjala mirip depresi muncul.
- Ukuran otak mengecil
Kecemasan yang dipicu oleh berbagai kejadian, seperti perÂceraian, kehilangan rumah, atau ditinggal meninggal orang terkasih, dapat mengurangi area abu-abu di bagian otak. Area otak ini menanÂgani kontrol diri dan emosi.
Kabar baiknya, riset menunjukÂkan otak punya kemampuan alami untuk pulih dari stres. Bila pemicu stres hilang, sel punca neural akan kembali mendapatÂkan kemampuannya meregeneraÂsi neuron pada level normal.