2016-07-27T050050Z_1_LYNXNPEC6Q08V_RTROPTP_3_INDONESIA-CABINETJAKARTA TODAY – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ada perubahan dalam asumsi makro ekonomi di APBN Peruba­han 2016. Perubahan itu ada pada aspek nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan target defisit APBN terhadap produk do­mestik bruto (PDB).

“Nilai tukar yang tadinya Rp 13.500/US$ akan menggunakan yang lebih update yaitu Rp 13.300/US$,” kata Sri Mulyani di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2016. Sementara untuk defisit ang­garan yang semula dipatok 2,35 persen naik menjadi 2,5 persen terhadap PDB.

BACA JUGA :  Kebakaran Hebat Hanguskan Rumah di Kolaka Utara, 2 Orang Luka

Ia mengatakan penambahan defisit dari sisi pembiayaan akan mencapai kisaran Rp 17 triliun. Sebelumnya, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati target defisit dalam APBNP 2016 sebesar Rp 296,7 trili­un atau 2,35 persen dari PDB.

BACA JUGA :  Catat 2 Lokasi Pelayanan SIM Keliling di Kabupaten Bogor, Sabtu 23 Maret 2024

Sedangkan untuk asumsi mak­ro lainnya, pemerintah tetap me­matok pertumbuhan ekonomi di 5,2 persen, inflasi 4 persen, surat berharga negara 5,5 persen. Ke­mudian harga minyak berada di level US$ 40, lifting minyak seban­yak 820 ribu barel dan lifting gas 1.150 barel setara minyak per hari.

============================================================
============================================================
============================================================