UNTUK kita renungkan bersama. Jika kita mau membuka kembali lembaran sejarah bangsa ini, maka akan kita temukan gema takbir dengan semangat jihad fi sabilillah para ulama dan santri dengan mengharap pertolongan Allah untuk berjuang meraih kemerdekaan bangsa ini seperti pangeran Diponegoro, Jenderal Sudirman, Tuanku Imam Bonjol, Cut Nya Dien, KH Agus Salim, HAMKA dan M. Natsir.
OLEH DR. AHMAD SASTRA
Dosen Pascasarjana UIKA Bogor
Merdeka saat itu berarti terlepasÂÂnya bangsa ini dari belenggu penjajah BeÂÂlanda, Jepang, Portugis dan lainÂÂnya. Hari jumat, 17 Agustus 1945 adalah moment bersejarah dibaÂÂcakannya deklarasi kemerdekaan bangsa ini, menandai lepasnya bangsa ini dari penjajahan bangÂÂsa lain.
Tidak mudah berjuang memerdekaan bangsa ini. Para ulama dan santri telah dengan susah payah mengorbankan harÂÂta, tenaga dan jiwa. Mereka telah memberikan segala yang mereka miliki demi meraih pertolongan Allah. Harta yang mereka infakÂÂkan, tenaga yang mereka sumÂÂbangkan bahkan nyawa yang harus melayang semoga menjadi amal sholeh bagi mereka. SemoÂÂga Allah menempatkan mereka sebagai para syuhada yang muÂÂlia. Tinggal kita renungkan hari ini sebagai generasi penerus, perjuangan apa yang mesti kita lakukan untuk mengisi anugerah kemerdekaan ini. Mensyukuri kemerdekaan harus benar, buÂÂkan berfoya-foya dan bersenang-senang, apalagi bermain-main.
Mari kita berfikir dan meÂÂrenung secara mendalam, agar kita mampu berbuat yang terÂÂbaik untuk bangsa ini. Agar keÂÂmerdekaan bangsa ini tidak kita sia-siakan. Bahwa sesungguhnya, kemerdekaan bangsa ini pada taÂÂhun 1945 adalah merdeka level satu, yakni merdeka secara fisik. Merdeka level satu ditandai denÂÂgan tidak adanya lagi tentara asÂÂing yang menembaki, menzolimi, menyiksa dan menangkap rakyat kecil. Untuk merdeka level satu inipun, negara Irak, Afghanistan dan Palestina belum bisa meraÂÂsakan hingga hari ini.
Adapun merdeka level dua adalah merdeka memilih pemerÂÂintah. Untuk merdeka level dua ini, kita lebih merdeka dibandÂÂingkan Australia atau kanada. Karena di kedua negara itu keÂÂpala negaranya dipilih oleh Ratu Inggris, bukan oleh rakyatnya sendiri. Pada level dua, IndoneÂÂsia belum merdeka 100%, sebab ,meski rakyat yang memilih presÂÂiden, namun masih ada campur tangan asing. Bahkan seringkali campur tangan ini sangat domiÂÂnan, terutama dari sisi penggirÂÂingan opini. Tak ada pemilu yang tidak diintervensi asing di negeri ini.
Sementara merdeka level tiga adalah kebebasan memilih huÂÂkum. Di level tiga ini derajat keÂÂmerdekaan Indonesia lebih renÂÂdah lagi. Betul undang-undang kita disahkan di DPR hasil pilihan rakyat. Namun ada sekian banyak draf yang dibuat oleh lembaga-lembaga asing seperti IMF, UNDP dan USAID. Undang-undang strategis seperti UU migas, listrik, penanaman modal dipastikan ada intervensi asing di dalamÂÂnya. Hanya undang-undang yang tidak strategis yang tidak diinterÂÂvensi. Jika negara merdeka level 1,2 dan 3 ini 100%, maka negara itu bisa disebut telah merdeka secara fisik sepenuhnya, sepÂÂerti Korea Selatan. Meski masih miskin, namun merdeka level 1,2 dan 3 dipastikan negara yang professional.
Ada lagi merdeka level 4 yaitu merdeka secara ilmu dan teknologi, yakni negara yang mampu menciptakan teknologi untuk kebutuhan rakyatnya sendiri. Derajat merdeka level 4 bangsa ini sangat rendah, meski masih sedirkit diatas Arab Saudi dan Brunai Darusalah yang seluÂÂruh teknologinya diimpor dari luar negeri. Indonesia masih punya kampus teknologi yang top 600 dunia dan masih punya industri teknologi. Namun harus diakui bahwa kita masih terjaÂÂjah oleh teknologi asing, karena masih sangat tergantung kepada asing. Akibatnya asing masih muÂÂdah mempermainkan bangsa ini melalui teknologi yang mereka buat. Bahkan melalui teknologi asing, google menghapus peta Palestina dari peta dunia.
Sekarang kita kaji merdeka level 5. Merdeka level 5 adalah merdeka secara ekonomi. Di biÂÂdang ekonomi, bangsa ini masih kategori terjajah, belum merdeÂÂka. Sistem ekonomi bangsa ini sangat rentan, karena terlalu muÂÂdah dipengaruhi oleh gonjang-ganjing ekonomi dunia, baik senÂÂgaja maupun tidak. Sektor-sektor ekonomi strategis bangsa ini jusÂÂtru kini dikuasai oleh asing.
Negara yang telah meraih merdeka level 4 dan 5 dapat diÂÂpastikan sebagai negara yang produktif. Mereka berada dijajaÂÂran negara maju dan kaya. Negara merdeka level 4 dan 5 seperti KoÂÂrea selatan, china dan jerman.