Namun demikian, Komatsu mamÂpu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat. dengan pangsa pasar domestik s e b e s a r 34%. Penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat menÂgalami penurunan sebesar 10% atau mencapai Rp 2,8 triliun. Secara toÂtal, pendapatan bersih dari segmen usaha mesin konstruksi mencatat penurunan sebesar 6% menjadi Rp 6,91 triliun.
Bidang usaha Kontraktor PenamÂbangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) membukukan penurunan pendapaÂtan bersih sebesar 22% menjadi Rp 11,6 triliun pada semester I-2016 dibandingkan Rp 14,7 triliun pada periode yang sama tahun 2015. PAMA juga mencatat penurunan volÂume produksi batu bara sebesar 4% menjadi 49.8 juta ton, dibandingkan 52,0 juta ton. Sementara itu, volume pemindahan tanah (overburden reÂmoval) turun sebesar 9% menjadi 339,2 juta bcm dari 373,7 juta bcm.
Bidang usaha Penambangan diÂjalankan oleh PT Tuah Turangga Agung. Penjualan batu bara pada semester pertama tahun 2016 meningkat sebesar 58% menÂjadi 4,5 juta ton, dibandingkan 2,8 juta ton pada periode yang sama tahun 2015. Sejalan dengan peningÂkatan volume penjualan batu bara, pendapatan dari unit usaha pertÂambangan meningkat sebesar 35% menjadi Rp 3,2 triliun dibandingkan Rp 2,4 triliun.
Bidang usaha lndustri Konstruksi dijalankan melalui PT Acset lndoÂnusa Tbk (“ACSTâ€). Pada semester perlama lahun 2016 ACST membuÂkukan pendapatan bersih sebesar Rp 944 miliar dan mencatat laba bersih sebesar Rp 33 miliar. Sampai dengan bulan Juni 2016, ACST telah mendapatkan kontrak baru sebeÂsar Rp 2,4 triliun. Guna mendukung perkembangan usahanya, ACSET telah melakukan penambahan modal sebesar Rp600 miliar yang diperoleh melalui rights issue pada bulan Juni 2016. Dana tersebut akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dan belanja modal. (Ananda Nasution/ Net)