SEORANG wanita berkonsultasi tentang kehidupan keluarganya. Wanita itu bercerita bahwa suaminya telah membelikannya sepatu mahal. Dia protes dan menganggapnya sebaÂgai pemborosan karena yang namanya sandal ya tempatnya tetap di kaki dan diinjak-injak. Tak pernah ada sandal yang diletakkan di atas kepala. Semahal apapun sandal itu. Kasihan nasib manusia sandal
Sang suami menjawabnya dengan senyÂum, sebuah jawaban yang membuat istrinya itu terharu meneteskan air mata: “Sayangku, sandal ini adalah untuk kaki yang di bawah telapaknya ada surga untuk anak-anak kita. Kakimu kaki surgawi yang harus kuhormati. Kaki surga tak akan pergi menuju jalan neraka. Berhati-hatilah.â€
Wanita itu kemudian bertanya lagi: “Ada yang bilang bahwa surga isteri ada pada ridla suami. Lalu apa yang bisa saya beli maÂhal untuk suami saya? Saya mau membaÂlas kebaikan suami saya.†Sulit bukan untuk menjawabnya? “Tenangkan hatiku dengan ketaatanmu, damaikan jiwaku dengan senyÂummu, sejukkan mataku dengan penampilanÂmu. Itulah pakaian hatiku untuk senantiasa meridlaimu,’’ kata sang suami sambil berbisik di telinga si wanita itu.