a1-23092016-garut3-okeGARUT TODAY- Memasuki hari kelima tanggap darurat banjir bandang, Kabupaten Garut, Tim SAR masih fokus untuk mencari korban yang hilang.

Dandim 0611 Garut sekaligus Komandan Satgas Posko Penanggulangan Bencana Banjir Bandang Garut, Letkol Arm Setyo Hani Susanto menyatakan di hari kelima ini pihak tim SAR gabungan masih fokus untuk mencari korban yang hilang terseret air Sungai Cimanuk.

“Tanggap darurat masih kita prioritaskan untuk mencari para korban yang hilang,” ujar Setyo di Makodim 0611 Garut, Minggu (25/92016).
Tim disebar ke beberapa titik untuk mempercepat pencarian. Tanggap darurat berjalan selama tujuh hari, dihara

pekan proses pencarian bisa sukses sebelum masa tanggap darurat berakhir. “Semoga saja yang hilang itu dapat segera kita temukan,” tuturnya.
Sejauh ini data yang diperoleh oleh pihaknya dalam bencana banjir bandang Kabupaten Garut, Jawa Barat, korban meninggal dunia sebanyak 33 orang. Dua jasad masih dalam proses identifikasi. “Sampai saat ini data yang hilang masih 20 orang,” ungkapnya.

Setyo sendiri telah memerintahkan jajarannya untuk membantu para warga membersihkan lokasi yang terkena dampak banjir. Petugas, akan membantu warga setempat untuk mengangkut bekas puing-puing rumah yang runtuh. “Kita kerahkan petugas untuk membantu membersihkan lokasi bencana, termasuk kita juga menerjunkan kendaraan untuk mengangkut sisa puing-puingnya,” kata dia.

Sementara itu, lokasi penampungan korban banjir bandang Garut di Posko Cimacan disesaki oleh pengungsi. Area penampungan terlihat sempit oleh parkiran kendaraan dan tenda tempat menyimpan bantuan logistik makanan.

BACA JUGA :  Pohon-Tiang Listrik Tumbang Hingga Tutup Jalan di Manggis Karangasem

Di bagian belakang, terlihat tumpukan dus yang berisi makanan dan minuman. Ada juga baju bekas hasil sumbangan para donatur. Di lokasi ini menampung pengungsi sebanyak 230 jiwa yang terdiri dari 53 kepala keluarga. Tak hanya orang dewasa dan anak-anak, di sini juga banyak balita.

“Kalau balita itu jumlahnya ada 60 jiwa usianya ada yang 20 hari sampai 5 tahun,” ujar salah satu petugas penjaga Posko Cimacan, Aiptu Ade Hendrawan saat ditemui di lokasi, Minggu (25/9/2016).

Ade mengatakan bantuan dari relawan dan donatur cukup melimpah. Namun ada beberapa yang masih kurang, seperti misalnya perlengkapan bayi dan obat-obatan. “Di sini banyak bayi tapi untuk perlengkapan bayi seperti baju salin, sarung tangan bayi, jaket bayi pokoknya semua peralatan bayi masih kurang,” katanya.

Kondisi penampungan yang rawan dengan penyakit membuat banyak balita mengalami gatal dan batuk. Seperti yang dialami oleh bayi Endah yang baru berusia 5 bulan.

Orang tua Endah, Yani (46) mengeluh kalau anaknya sedang sakit batuk, namun sayangnya obat untuk bayi tidak tersedia di posko tersebut. “Ini lagi sakit mau minta obat nggak ada. Ini lagi batuk-batuk dari hari pertama di sini,” kata dia.

“Makanan bayi ada, kalau popok bayi kadang-kadang kebagian, kadang enggak. Baju bayi juga tidak ada, apalagi kan di sini mah banyak yang punya anak bayi,” lanjutnya.

BACA JUGA :  Ciptakan Pilkada Damai dan Kondusif, Pj. Bupati Bogor Ikuti Arahan Kemendagri RI Melalui Zoom Meeting

“Di sini banyak anak-anak yang masih sekolah ada bayi juga, ya semoga ada bantuan buat anak-anak supaya bisa sekolah. Terus yang bayi bisa ada bantuan tempat yang layak biar sehat,” tambah Yani.

Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan mengunjungi Kabupaten Garut pada Senin 26 September 2016, hari ini. Presiden Jokowi akan melihat langsung kondisi Kabupaten Garut pasca banjir bandang yang terjadi pada Selasa 20 September 2016 kemarin.

“Kami sudah dapat laporan, kalau Bapak Presiden RI Joko Widodo akan datang besok,” ungkap Bupati Garut Rudi Gunawan di Makodim 0611 Garut, Minggu (25/9/2016).

Pemkab Garut sudah siap menyambut kedatangan Presiden Jokowi. Data-data korban dan dampak banjir bandang akan dilaporkan kepada Presiden. “Kami kumpulkan semua data mulai dari yang sakit berapa, yang lagi dicari berapa, harus jelas semuanya. Nanti akan disampaikan kepada beliau,” lanjutnya.

Rudi meminta kepada seluruh tim yang terlibat dalam penanggulangan bencana banjir untuk mendata ulang agar data lebih akurat. Laporan yang akan diberikan kepada Jokowi adalah data yang valid.
Beragam data masih banyak yang simpang siur. Hal ini membuat beberapa tim di lapangan kerepotan dalam proses evakuasi.(Yuska Apitya)

 

============================================================
============================================================
============================================================