c-5Walikota Bogor telah menandatangani Peraturan Walikota Bogor tentang Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter Ngabogor pada Satuan Pendidikan Kota Bogor. Peraturan ini merupakan dasar hukum yang diperlukan untuk menerapkan dan mengembangkan sebuah konsep pendidikan karakter khas Kota Bogor yang disebut Ngabogor.

Pendidikan karakter ini  merupakan sebuah usaha membina dan mengasuh para peserta didik agar memiliki karakter berdasarkan nilai-nilai kearifan Bogor. Pendidikan diselenggarakan secara terintegrasi melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Penyelenggaraan pendidikan ini berpedoman pada landasan filosofis nilai karakter sejati masyarakat Bogor yang disebut Ageman Ngabogor. Sekaligus Ageman Ngabogor menjadi kumpulan kegiatan yang akan menjadi wahana pendidikan karakter dimaksud. Ada tiga nilai yang dirumuskan di dalamnya, masing-masing Ngabogor Bodas, Ngabogor Bulao dan Ngabogor Hejo (Ngabogor putih, Ngabogor biru dan Ngabogor hijau).

Ngabogor Bodas merupakan aktivitas manusia yang di dalamnnya mengandung niai-nilai hubungan diri seseorang dengan Tuhan yang Maha Esa. Ngabogor Bulao merupakan aktivitas manusia yang mengandung nilai-nilai hubungan kebaikan antara manusia dengan sesamanya. Ngabogor Hejo merupakan aktiivitas manusia yang mengandung nilai kebaikan hubungan antara manusia dengan alam dan lingkungan tempat tinggalnya.

Nilai-nilai tersebut nantinya diajarkan kepada para siswa  melalui kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lingkungan sekolah. Diharapkan nantinya akan muncul kebiasaan dan perilaku siswa yang positif. Diantaranya kebiasaan seperti mengucapkan salam dan mencium tangan guru, berdoa sebelum belajar dan membersihakn kelas serta lingkungan sekolah.

BACA JUGA :  Peringati Hari Kartini, Sendi Fardiansyah Beri Penghargaan Mak Nonong

Para guru di kelas didorong untuk membuat jadwal melaksanakan kegiatan Ngabogor Bodas, Ngabogor Hejo dan Ngabogor Bulao. Untuk Ngabogor Bodas, para guru wajib menyisipkan muatan agama minimal 15 menit dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selain itu kepada yang beragama Islam, para guru mengajak siswa membiasakan shalat Dhuha dan puasa sunat. Ada pula kewajiban bagi para guru untuk mengadakan shalat berjamaah Subuh dan shalat tahajud berjamaah minimal 1 kali dalam sebulan.

Bagi non muslim, mereka diajarkan melaksanakan ibadah sesuai ajarannnya masing-masing. Untuk itu guru kelas bisa berkoordinasi dengan guru agama atau pemuka agama terkait. Selebihnya kepada semua siswa, para guru juga wajib mengajarkan kebiasaan baik seperti berderma dan menjenguk teman yang sakit.

Sedangkan untuk Ngabogor Bulao, ada dorongan kepada para peserta didik untuk memiliki karya di akhir masa belajarnya di sekolah. Karya itu bisa berupa karya tulis, gerakan kemasyarakatan maupun barang yang memiliki nilai manfaat.

Gerakan kemasyarakatan maupun memproduksi barang dapat dilakukan secara berkelompok. Fokusnya pada upaya ikut peduli terhadap penanganan masalah-masalah sosial. Tujuan yang hendak dicapai dari Ngabogor Bulao antara lain adalah agar para siswa bisa mengembangkan jiwa kemandirian dan kepemimpinan. Untuk itu para guru diwajibkan memberikan bimbingan pada kegiatan siswa tersebut.

BACA JUGA :  Rapat Paripurna Terakhir Bima Arya - Dedie Rachim, Sahkan 2 Perda

Untuk Ngabogor Hejo, satuan pendidikan atau masing-masing sekolah wajib membuat program satu anak satu pohon dan satu guru satu pohon. Program tersebut berlangsung dalam satu tahun ajaran dan kepada peserta dibebaskan untuk menanam dan merawat sejenis pohon yang dikehendakinya.

Satuan pendidikan juga diwajibkan membuat program pembuatan dan perawatan lubang biopori di lingkungan sekolah. Selain itu wajib memelihara kebersihan dan merawat lingkungan sekolah rutin setiap hari, serta wajib memiliki program pengelolaan sampah terpadu secara sederhana.

Di dalam Perwali ini masih terdapat ketentuan lain yang bersifat teknis. Semua itu ditujukan pada satu arah, membangun kebiasaan baik siswa dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam. Kebiasaaan baik itu diharapkan kelak bisa menjadi perilaku dan perilaku diharapkan bisa menjadi karakter. Tentu karakter terbaik yang dapat terwujud pada setiap warga Kota Bogor. (Adv).

 

============================================================
============================================================
============================================================