Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) meminta Pemkot Bandung segera membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). BPBD penting untuk penanganan darurat banjir seperti yang terjadi hari ini di Pasteur.

“Seharusnya ada BPBD, tentu kita meminta Pemkot Bandung untuk membentuk BPBD kalau belum ada,” ujar Aher di Stadion Siliwangi Kota Bandung usai menghadiri upacara penutupan Peparnas XV, Senin (24/10/2016).

Aher menyebut di peraturan daerah seluruh provinsi baik tingkat kota maupaun kabupaten harus memiliki perangkat daerah yang baru. “Nah seharusnya dalam perda perangkat daerah yang baru itu harus ada (BPBD),” kata dia.

Keberadaan BPBD, menurut Aher, penting untuk menjalankan fungsi komando dalam hal tanggap darurat bencana. “Ya penting, karena itu adalah undang-undang. Yang merumuskan pernyataan darurat bencana adalah BPBD, kemudian bantuan-bantuan pusat kalau tidak ada BPBD tidak turun,” terangnya.

Selain itu, Aher juga meminta Pemkot Bandung terus membenahi gorong-gorong agar banjir serupa tidak terulang. Perbaikan drainase di Pasteur, tepatnya di depan BTC juga harus dilakukan segera.

“Berarti ke depan memang harus memperbaiki gorong-gorong. Memang khususnya di Kota Bandung sudah dilakukan itu (perbaikan gorong-gorong) berdampak ke depan,” harapnya.

“Khususnya di Pasteur kelihatnnya harus ada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tentang drainase kota agar lebih cepat lagi,” imbuhnya.

Luapan Sungai Citepus

Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung mengaku rutin mengeruk sungai Citepus yang melintasi Jalan Pasteur. Namun kali ini terlambat, banjir datang sebelum sungai dikeruk.

BACA JUGA :  Ibu Menyusui Harus Tahu! Ini Dia Efek Samping Jika Bayi Kurang ASI

“Biasanya itu kan Pasteur kita pengerukan dalam dua minggu sekali. Minggu sekarang jadwal ngeruk. Tapi keburu hujar besar,” ujar Kepala DBMP Kota Bandung, Iskandar Zulkarnaen, saat dihubungi melalui telepon, Senin (25/10/2016).

Ke depan pihaknya akan melakukan pengerukan satu minggu sekali di kawasan Pasteur. Sehingga aliran sungai lancar dan tidak menyebabkan banjir.”Saat Sungai Citepus deras dan membawa banyak material dari atas memang menghambat aliran. Nanti sebagai antisipasi kita keruk satu minggu sekali,” ujar pria yang karib disapa Zul tersebut.

Hujan yang mengguyur Kota Bandung sejak siang membuat debit air Sungai Citepus meningkat. Tak hanya banjir di Jalan Pasteur saja, namun benteng sungai di samping SMAN 9 juga jebol. SMAN 9 sendiri letaknya sekitar 1 kilometer dari Jalan Raya Pasteur.

Tak hanya di Pasteur, luapan air Sungai Citepus juga menggenangi Jalan Pagarsih. Di mana sebuah mobil dan motor hanyut hilang terbawa arus. Hingga kini kedua kendaraan itu belum ditemukan.
Kepala Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung Ferdi Ligaswara mewanti-wanti agar warga Kota Bandung mewaspadai cuaca ekstrem. Ia berpesan warga menghindari selokan dan juga matikan aliran listrik apabila rumah terendam banjir.

“Jika hujan secara terus menerus atau hujan besar dalam beberapa waktu, untuk menghindari jalan yang sering mengalami banjir atau genangan air dan daerah cekungan air,” ujarnya dalam pesan singkat, Senin (24/10/2016).

Ferdi juga mewanti-wanti kepada warga agar lebih berhati-hati melewati jembatan pada saat volume air dari selokan atau sungai meluap. Termasuk menjaga keselamatan keluarga. “Disarankan tidak berada pada DAS atau DAK yang airnya meluap. Termasuk membiarkan anak -anak bermain di aliran air tersebut,” kata dia.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bogor, Rabu 24 April 2024

Ia juga meminta warga lebih waspada di daerah-daerah titik longsor dan rawan pohon tumbang. Jika warga yang menggunakan kendaraan dan melintas kawasan yang tergenang air, untuk tidak memainkan pedal gas kendaraan. Menurutnya cara memainkan gas dengan keadan konstan dinilai lebih efektif agar kendaraan bisa terus berjalan. Hal ini berlaku untuk kendaraan roda dua dan roda empat.

“Jika terpaksa tutup bagian alat pengapian dengan alumunium voil. Dan jika terjebak pada arus banjir upayakan untuk mematikan ac pendingin mobil lalu membuka kaca sedikit,” terangnya.

Ferdi juga mengingatkan untuk memilih lokasi parkir yang aman dari wilayah yang rawan genangan air atau banjir. Jika rumah yang tergenang banjir, agar sebaiknya memperhatikan conecting listrik. Hal ini untuk mencegah agar tidak terjadi korsleting listrik karena terendam air. “Termasuk untuk memperhatikan listrik di masing-masing rumah, matikan listrik jika terendam. Karena listrik melalui genangan akan sangat berbahaya,” kata dia.

Warga di seluruh pelosok Kota Bandung untuk segera menghubungi pihak DPPK Kota Bandung, untuk meminta bantuan dari petugas. Petugas akan bersiaga selama 24 jam. “Jika terjadi apa-apa yang tidak dikehendaki segera hubungi kami emergency call di 022 113, (022) 720 7113, dan (022) 7531847,” pungkasnya.

 

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================

1 KOMENTAR