cvh9atiuaaeai6wAlfian Mujani

[email protected]

Bandung bukan lagi lautan api. Tetapi, kemarin Bandung benar-benar menjadi lautan. Sejumlah kawasan diterjang air bah yang sangat dahsyar. Bahkan di kawasan Pasteur ketinggian air hampir dua meter hingga menghanyutkan mobil dan motor.

Selain di Pasteur, banjir parah juga melanda Jalan Pagarsih Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Senin (24/10/2016). Derasnya banjir d kawasan ini sempat menyeret sejumlah kendaraan—mobil dan motor—yang berada di pinggir jalan. Banjir berlangsung hampir satu jam lamanya.

Berdasarkan keterangan saksi, banjir berlangsung sekitar pukul 13.00 hingga pukul 14.00 WIB. Meski berlangsung tidak terlalu lama, namun banjir kali ini terbilang paling ‘dahsyat’ dibandingkan biasanya. Jalanan berubah menjadi sungai dengan aliran air yang sangat deras dan keruh luar biasa.

“Ini banjir terparah yang pernah terjadi di sini (Pagarsih). Banjirnya deras sekali, mobil aja sampai hilang masuk selokan besar,” kata Cepi Setiawan di lokasi kejadian.

Dahsyatnya banjir juga terekam ponsel pintar milik warga sekitar lokasi. Kepada detikcom, Muhammad Wildan Fadilah (21) memperlihatkan peristiwa banjir melalui video dan foto yang sengaja direkam dari ketinggian.

Dalam video tersebut memperlihatkan derasnya air yang menyeret sebuah mobil Grand Livina berwarna hitam. Mobil tersebut terseret mundur hingga menabrak sebuah motor Triseda, motor tiga roda pengangkit sampah. Kedua kendaraan itu sempat tertahan tembok pembatas selokan, namun hanya dalam hitungan menit, mobil dan motor yang mengangkut sampah itu masuk ke sebuah selokan besar di pinggir jalan. Sampah yang dibawa motor ikut berhamburan. Di tempat lain juga tampak mobil VW kodok warna merah dan kijang Inova warna hitam hanyut terbawa arus.

Tidak hanya video, foto-foto banjir di Pagarsih juga terlihat beberapa mobil dan gerobak dagangan warga yang terendam diterjang banjir. Namun tidak ada korban jiwa di kawasan ini.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) meminta Pemkot Bandung segera membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). BPBD penting untuk penanganan darurat banjir seperti yang terjadi hari ini di Pasteur.

“Seharusnya ada BPBD, tentu kita meminta Pemkot Bandung untuk membentuk BPBD kalau belum ada,” ujar Aher di Stadion Siliwangi Kota Bandung usai menghadiri upacara penutupan Peparnas XV, Senin (24/10/2016).

BACA JUGA :  Cara Membuat Kentang Mustofa yang Sangat Lezat Anti Gagal

Aher menyebut di peraturan daerah seluruh provinsi baik tingkat kota maupaun kabupaten harus memiliki perangkat daerah yang baru. “Nah seharusnya dalam perda perangkat daerah yang baru itu harus ada (BPBD),” kata dia.

Keberadaan BPBD, menurut Aher, penting untuk menjalankan fungsi komando dalam hal tanggap darurat bencana. “Ya penting, karena itu adalah undang-undang. Yang merumuskan pernyataan darurat bencana adalah BPBD, kemudian bantuan-bantuan pusat kalau tidak ada BPBD tidak turun,” terangnya.

Selain itu, Aher juga meminta Pemkot Bandung terus membenahi gorong-gorong agar banjir serupa tidak terulang. Perbaikan drainase di Pasteur, tepatnya di depan BTC juga harus dilakukan segera.

“Berarti ke depan memang harus memperbaiki gorong-gorong. Memang khususnya di Kota Bandung sudah dilakukan itu (perbaikan gorong-gorong) berdampak ke depan,” harapnya.

“Khususnya di Pasteur kelihatnnya harus ada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tentang drainase kota agar lebih cepat lagi,” imbuhnya.

Luapan Sungai Citepus

Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung mengaku rutin mengeruk sungai Citepus yang melintasi Jalan Pasteur. Namun kali ini terlambat, banjir datang sebelum sungai dikeruk.

“Biasanya itu kan Pasteur kita pengerukan dalam dua minggu sekali. Minggu sekarang jadwal ngeruk. Tapi keburu hujar besar,” ujar Kepala DBMP Kota Bandung, Iskandar Zulkarnaen, saat dihubungi melalui telepon, Senin (25/10/2016).

Ke depan pihaknya akan melakukan pengerukan satu minggu sekali di kawasan Pasteur. Sehingga aliran sungai lancar dan tidak menyebabkan banjir.”Saat Sungai Citepus deras dan membawa banyak material dari atas memang menghambat aliran. Nanti sebagai antisipasi kita keruk satu minggu sekali,” ujar pria yang karib disapa Zul tersebut.

Hujan yang mengguyur Kota Bandung sejak siang membuat debit air Sungai Citepus meningkat. Tak hanya banjir di Jalan Pasteur saja, namun benteng sungai di samping SMAN 9 juga jebol. SMAN 9 sendiri letaknya sekitar 1 kilometer dari Jalan Raya Pasteur.

Tak hanya di Pasteur, luapan air Sungai Citepus juga menggenangi Jalan Pagarsih. Di mana sebuah mobil dan motor hanyut hilang terbawa arus. Hingga kini kedua kendaraan itu belum ditemukan.
Kepala Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung Ferdi Ligaswara mewanti-wanti agar warga Kota Bandung mewaspadai cuaca ekstrem. Ia berpesan warga menghindari selokan dan juga matikan aliran listrik apabila rumah terendam banjir.

BACA JUGA :  Resep Rendang Kentang untuk Menu Makan Bareng Keluarga Dijamin Bikin Nagih

“Jika hujan secara terus menerus atau hujan besar dalam beberapa waktu, untuk menghindari jalan yang sering mengalami banjir atau genangan air dan daerah cekungan air,” ujarnya dalam pesan singkat, Senin (24/10/2016).

Ferdi juga mewanti-wanti kepada warga agar lebih berhati-hati melewati jembatan pada saat volume air dari selokan atau sungai meluap. Termasuk menjaga keselamatan keluarga. “Disarankan tidak berada pada DAS atau DAK yang airnya meluap. Termasuk membiarkan anak -anak bermain di aliran air tersebut,” kata dia.

Ia juga meminta warga lebih waspada di daerah-daerah titik longsor dan rawan pohon tumbang. Jika warga yang menggunakan kendaraan dan melintas kawasan yang tergenang air, untuk tidak memainkan pedal gas kendaraan. Menurutnya cara memainkan gas dengan keadan konstan dinilai lebih efektif agar kendaraan bisa terus berjalan. Hal ini berlaku untuk kendaraan roda dua dan roda empat.

“Jika terpaksa tutup bagian alat pengapian dengan alumunium voil. Dan jika terjebak pada arus banjir upayakan untuk mematikan ac pendingin mobil lalu membuka kaca sedikit,” terangnya.

Ferdi juga mengingatkan untuk memilih lokasi parkir yang aman dari wilayah yang rawan genangan air atau banjir. Jika rumah yang tergenang banjir, agar sebaiknya memperhatikan conecting listrik. Hal ini untuk mencegah agar tidak terjadi korsleting listrik karena terendam air. “Termasuk untuk memperhatikan listrik di masing-masing rumah, matikan listrik jika terendam. Karena listrik melalui genangan akan sangat berbahaya,” kata dia.

Warga di seluruh pelosok Kota Bandung untuk segera menghubungi pihak DPPK Kota Bandung, untuk meminta bantuan dari petugas. Petugas akan bersiaga selama 24 jam. “Jika terjadi apa-apa yang tidak dikehendaki segera hubungi kami emergency call di 022 113, (022) 720 7113, dan (022) 7531847,” pungkasnya.

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================

1 KOMENTAR