Opini-2-HeruOleh Heru B. Setyawan (Pemerhati Pendidikan)

Kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan di jalan raya DKI Jakarta dapat mencapai hingga Rp65 triliun per tahun yang tidak hanya dari segi ekonomis tetapi juga terkait terganggunya psikologis masyarakat ibu kota.”Data menunjukkan bahwa kerugian akibat kemacetan di Jakarta mencapai Rp65 triliun per tahun,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Arie Setiadi Moerwanto. Ia memaparkan, Kerugian ekonomi ini tentunya belum termasuk kerugian nonekonomi seperti kondisi psikologi pemakai jalan maupun efek domino lain seperti berkurangnya produktivitas masyarakat akibat kemacetan tersebut.

Yang namanya macet itu tidak mengenakkan dan merugikan ditinjau dari segi apapun, kecuali bagi orang beriman. Coba kita renungkan jika rata-rata tiap hari di jalan raya kita kehilangan waktu 1, 2 atau 3 jam atau kalau dihitung pulang pergi berarti menjadi 2, 4 dan 6 jam. Sungguh waktu yang tidak sebentar, jika seminggu, sebulan dan setahun, bahkan bisa jadi sampai kita pensiun kerja, berapa waktu yang terbuang sia-sia dalam hidup kita? Bukankah waktu 2, 4 dan 6 jam kalau kita gunakan untuk bekerja dan kegiatan produktif yang lain bisa bermanfaat, bahkan bisa menghasilkan prestasi yang luar biasa.

Tapi sebaliknya jika waktu macet tersebut tidak kita gunakan untuk kegiatan apa-apa alias diam di dalam mobil atau angkutan umum, atau bahkan kita berperilaku negatif seperti kita mengerutu, mengeluh dan emosi, ya hasilnya tensi darah kita naik.  Bisa jadi kita bisa berantem dengan pengemudi yang lain akibat hal sepele, misal saling salip, karena sama-sama emosi. Jika kita sering emosi maka penyakit akan berdatangan pada kita.

Semua manusia berada dalam keadaan merugi apabila dia tidak mengisi waktunya dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Maka Allah SWT bersumpah demi waktu dan sudah berpesan pada kita semua tentang pentinnya waktu, seperti yang terdapat pada Surat Al ‘Ashar ayat 1-3, yang artinya yaitu: “ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.

BACA JUGA :  KURANG ELOK PRAMUKA BERUBAH DARI EKSKUL WAJIB JADI PILIHAN

Waktu adalah Sumber Daya yang tidak bisa dipercepat, tidak bisa diperlambat dan tidak bisa diulang, itulah hebatnya manfaat waktu. Maka kita harus bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, kalau kita tidak bisa menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, maka kita yang akan ditelan oleh waktu tersebut. Waktu bagaikan pedang yang siap menghunus kita, jika kita lengah menggunakannya.

Perbedaan orang sukses dan orang luar biasa dengan orang pecundang serta orang biasa-biasa saja, hanya pada penggunan waktu luangnya. Orang yang sukses bisa memanfaatkan waktu tiap detik, menit dan jam dengan hal yang bermanfaat dan produktif, sementara orang pecundang pekerjaannya killing time (membunuh waktu) dan pekerjaan sia-sia yang lain. Berikut adalah hikmah dari terjadinya kemacetan di jalan raya, yaitu:

Pertama, kemacetan melatih kesabaran kita. Suka tidak suka, kemacetan membuat kita terlatih untuk berbuat sabar dalam hidup ini. Segala sesuatu kalau kita mengalami langsung, termasuk mengalami kemacetan yang berjam-jam, maka ini akan membekas di hati, jika sesuatu sudah masuk ke hati, berakibat terekam dalam memori otak kita, sehingga kita jadi terbiasa jika menghadapi kemacetan.

Dengan pengalaman kemacetan, maka kita jadi tahu jam-jam berapa terjadi kemacetan, kita juga tahu jalan-jalan mana yang sering terjadi kemacetan. Kita juga bisa mempersiapkan berangkat lebih awal dari pada biasanya, apalagi jika ada acara janjian dengan seseorang. Ternyata dengan kejadian kemacetan membuat pribadi kita semakin sabar dan lebih bijaksana menghadapi hidup ini.

Kedua, ada beberapa pekerjaan yang bisa dilakukan sewaktu terjadi kemacetan dijalan raya. Pekerjaan apa saja yang bisa dilakukan sewaktu terjadi kemacetan di jalan raya, yaitu: membaca, menulis, menghafal, belajar, mengerjakan tugas, silaturahmi jarak jauh lewat sms, telpon atau WA. Semua pekerjaan ini bisa dilakukan untuk penumpang yang naik mobil, bus dan angkot, sementara untuk sang sopir dan pengendara sepeda motor bisa melakukan kegiatan dzikir nafas, yaitu ucapan dzikir yang keluar setiap bersamaan kita bernafas (dzikir dalam hati).

Keren kan ternyata kemacetan di jalan raya bisa kita gunakan untuk kegiatan yang positif,  produktif bahkan bisa jadi sebuah prestasi yang hebat suatu saat nanti serta hati kita makin lembut karena terbiasa dzikir ditengah kemacetan, dengan hati lembut maka kebahagiaan akan kita raih. Bukankah setelah kesulitan  akan ada kemudahan sesuai dengan ajaran agama yang kita percaya.

BACA JUGA :  KUSTA, KENALI PENYAKITNYA RANGKUL PENDERITANYA

Ketiga, kemacetan menunjukkan kita semakin makmur, ini terbukti dengan semakin banyaknya orang kaya, dengan banyaknya mobil berseliweran di jalan raya. Jaman saya SD sekitar tahun 1980 an yang punya sepeda motor dan mobil di kampung saya hanya orang-orang tertentu, yaitu pejabat dan orang kaya saja. Sewaktu tahun 2000 an yang punya motor dan mobil  banyak sekali karena adanya kemudahan kredit untuk membeli motor dan mobil. Disini terjadi booming motor dan mobil.

Hikmah dari semakin makmurnya bangsa Indonesia ini adalah kita harus lebih banyak bersyukur dan bersifat sederhana. Sebagai orang yang mampu sudah selayaknya kita lebih sederhana dengan membeli mobil atau motor sesuai dengan fungsinya sebagai alat transportasi, bukan untuk gagah-gagahan atau untuk gengsi semata.

Misal ini bukan promosi mobil merk tertentu, kalau kita mampu beli alphart, lebih baik beli fortuner saja biar agak hemat. Atau kalau kita bisa beli fortuner, lebih baik beli innova saja juga biar lebih hemat. Atau jika kita mampu beli innova, lebih baik beli avanza saja, hal ini juga akan lebih hemat dan sederhana. Hebat kan!, jika orang kaya hidup mewah itu biasa, tapi jika orang kaya hidup sederhana itu baru luar biasa.

Selanjutnya orang kaya juga dituntut untuk lebih mengekang hawa nafsunya untuk membeli mobil, misal orang kaya  membelikan mobil untuk istri dan semua anak-anaknya. Apa tidak lebih baik, anak-anak kita naik  ojek online  yang aman dan nyaman, hal ini sekaligus membantu para ojeker yang kebanyakan kurban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan ojeker ini juga kebanyakan pekerja yang ingin menambah penghasilan, karena gajinya pas-pasan. Bahkan ada juga ojeker ini para pelajar dan mahasiswa untuk menambah uang jajan serta meringankan beban orang tua, sungguh mulia para ojeker ini. Jayalah Indonesiaku.

============================================================
============================================================
============================================================