TANGERANG TODAY- PT Angkasa Pura II akan menjadikan Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng sebagai proyek percontohan smart airport untuk seluruh bandara di Indonesia. Seluruh sektor akan dijadikan percontohan, termasuk transportasi.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (9/10/2016), mengatakan nantinya seluruh moda transportasi non private seperti taksi, bus dan kereta commuter akan diintegrasikan untuk memudahkan penumpang dan pengunjung bandara.

“Untuk non private, pertama taksi, bus, lalu kereta commuter. Sekarang kita sedang kaji, train station (stasiun kereta komuter) dan public transport yang lain pooling di situ. Jadi di dekat train station ada pool taksi, pool Damri, nanti mereka bisa menjangkau pool itu melalui Electronic Territory Management System (ETMS),” ujar Awaluddin.

BACA JUGA :  Puncak Arus Balik di Terminal Baranangsiang Diprediksi 15 April 2024

Namun sebelum pengintegrasian dilakukan, kata Awal, pihaknya harus melakukan pembenahan terlebih dahulu dengan men-digital-kan sistem antrean taksi dan Damri, termasuk informasi keberadaan kendaraannya sendiri.

“Ini yang mau kita buat sehingga teknologi itu akan semakin transparan. Kita nanti juga akan buatkan lounge area terbuka untuk tempat menunggu bagi taksi dan Damri,” jelasnya.

Setelah berencana menintegrasikan sistem transportasi non aplikasi, lalu bagaimana dengan sistem transportasi berbasis online? Awaluddin mengatakan hal itu juga sudah masuk dalam targetnya ke depan.

“Nantinya semua akan terintegrasi dengan smart system itu, namun nanti dulu ya, saya bereskan dulu yang non-aplikasi,” kata dia.

BACA JUGA :  Kecelakaan Toyota Innova di Lampung Terjun ke Jurang

Setelah menjadikan Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta sebagai proyek percontohan untuk smart airport ini, Awaluddin mengatakan nantinya konsep yang serupa juga akan diaplikasikan di bandara-bandara lain.

“Saya butuh waktu untuk menyelesaikan konsepnya. Mudah-mudahan awal tahun depan sudah dapat diaplikasikan di bandara lain,” tuturnya.

Sementara dana untuk smart airport sendiri, menurut Awaluddin, akan didapatkan melalui 3 cara. “Pertama dengan build (membangun sendiri). Kedua kami bisa melakukan dengan buy (membeli) sistem yang sudah ada, yang well establish, itu kita beli. Ketiga dengan borrow, menggunakan partnership. Kriterianya, orang sudah punya sistem, best practices, kita nanti bekerjasama dengan pihak lain tersebut,” katanya.(Yuska Apitya/dtk)

============================================================
============================================================
============================================================