JAKARTA TODAY- Kenaikan suku bunga acuan Bank Sentra Amerika Serikat (Fed Fund Rate) pada pertengahan Maret ini diyakini tak akan berpengaruh pada posisi cadangan devisa nasional.

Jumlah cadangan devisa bertambah US$ 3 miliar menjadi US$ 119,9 miliar per akhir Februari 2017.

“Jadi menunjukkan bahwa dana yang masuk eksportir juga melepas valuta asingnya, jadi secara umum ekonomi kita baik,” kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Sabtu (11/3/2017).

BACA JUGA :  Pria di Bogor Nekat Gantung Diri di Tengah Hutan, Sempat Izin Pamit ke Istri dan Jagain Anak-anak

Penambahan devisa dipengaruhi faktor penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga BI (SBBI) valas.

Maka, posisi cadangan devisa per akhir Februari 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BACA JUGA :  Pria di Deli Serdang Ditemukan Tewas, Diduga Hanyut di Sungai Buaya

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyatakan kenaikan cadangan devisa itu dikarenakan kinerja ekspor Indonesia yang relatif membaik, meskipun secara secara keseluruhan sentimen global membayangi. Menurut dia, aliran dana modal asing yang masuk ke Indonesia (capital inflow) juga positif.

“Itu bisa dilihat dari perkembangan kurs, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), walaupun sedang menunggu kebijakan The Fed,” ucap dia.(Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================