INI kontradiksi kehidupan yang lazim. Pada masa kecil, manusia diajar dan dilatih terus supaya cepat bisa bicara. Namun ketika sudah besar ternyata mereka harus berlatih keras untuk diam tak bicara.

Mungkin ada yang kurang dalam proses belajar waktu kecil, yaitu pembiasaan untuk tidak selalu menyampaikan semua apa yang didengar karena tidak semua yang didengar itu adalah benar.

BACA JUGA :  Waspada Potensi Tsunami, Gunung Ruang Sitaro Kembali Status Awas Usai Erupsi

Bicara yang dianjurkan adalah bicara tentang kebaikan dan upaya perbaikan, bukan bicara kejelekan dan proses penjelekan. Bangunan kokoh tak pernah dibangun menggunakan kayu yang keropos, batu yang rapuh dan bahan bangunan yang tak berkualitas. Kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik juga tak bisa berdiri kokoh dengan hinaan, cacian, dan ocehan yang tidak jelas.

BACA JUGA :  Sah jadi WNI, Maarten Paes Target Main di Piala Dunia 2026

Agama mengajarkan, Jagalah lidah dan bicara, karena keselamatan manusia tergantung pada kemampuan menjaga lidahnya. Kini mulut tergantikan jari-jari yang mengetikkan kata ke halaman media sosial. Maka, jagalah jarimu dengan hati bersihmu. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================