Perkara makan, seks dan tempat tinggal itu bukan monopoli kebutuhan manusia. Tetapi binatang juga memiliki kebutuhan dasar tiga hal tersebut. Tetapi kesamaan tiga kebutuhan dasar antara manusia dengan binatang itu, membuat dua mahluk Tuhan beda spesies itu mustahil bersekutu untuk meraih kebahagiaan puncak.

Kalau antara manusia dan binatang bisa bersekutu untuk meraih kebahagiaan puncak, maka binatang pun akan menggapai bahagia puncak. Yang tidak dimiliki binatang adalah akal dan hati yang beriman. Inilah penentu puncak bahagia.

BACA JUGA :  Bandar Sabu di Bogor Berhasil Ditangkap, Polisi Temukan Barbuk 57,78 gram

Benarkah seperti itu? Kalau bahagia itu ditentukan oleh banyak sedikitnya makan, maka gajah adalah mahluk yang paling bahagia. Kalau kuatnya seksual itu sebagai penentu, maka kuda dan kambinglah mahluk paling bahagia. Lalu dimana posisi manusia?

Secara kodrati, hidup ini terus berproses hingga menua. Semakin tua manusia akan semakin melemah, wajahpun akan berubah tak sesegar saat muda. Makanpun mulai berkurang, dan tidurpun seringkali terganggu. Masihkah akan mengandalkan sek, makan, dan tempat tinggal sebagai factor penentu kebahagiaan?

BACA JUGA :  384 Piala Penghargaan Kota Bogor Dipajang di Galeri dan Perpustakaan

Mari kita lihat di sekeliling kita, siapakah orang tua yang saat tua tetap mulia dan dimuliakan? Apakah mereka yang dulunya kekar dan gagah, cantik dan mempesona, serta lincah locat kanan loncat kiri? Bukan..! Yang tetap mulia adalah mereka yang istiqamah dalam iman dan ilmu. Mari kita tiru yang terakhir ini agar masa tua kita dan akhirat kita tetap dalam kemuliaan hakiki. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================