BOGOR TODAY – Setelah sukses menggelar diskusi publik terkait “Fungsi dan Peran Media Massa pada Pilkada Serentak dan Pemilu 2019” pada 30 Juli 2018 lalu, sejumlah pewarta Bogor jebolan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, bakal kembali menggelar kegiatan serupa bertemakan “Peran Tokoh Agama dan Media Massa Dalam Mengawasi dan Menangkal Kampanye Negatif dan Isu Sara” pada Jumat 31 Agustus 2018.

Ketua Panitia penyelenggara diskusi, Irvani Ramdan mengatakan, diskusi ini penting dilaksanakan, mengingat memasuki tahun politik sekarang ini berbagai upaya kerap dilakukan para elit politik, tak terkecuali memanfaatkan Tokoh Agama dan Ulama sebagai alat untuk mencapai syahwat politiknya.

“Berdasarkan pengamatan selama ini, para elit politik cenderung melakukan berbagai upaya untuk memuluskan tujuan politiknya, termasuk memanfaatkan Tokoh Agama dan Ulama sebagai jembatan pencapaian tujuan politik mereka,” ungkap pria yang akrab disapa Empang, Rabu (29/8/2018).

BACA JUGA :  Hilangkan Kerutan dan Wajah Kendur, Wajah Kencang Bebas Noda Hitam Hanya dengan Jeruk Nipis, Ini Dia Caranya

Empang menambahkan, Tokoh Agama dan Ulama seharusnya tidak dilibatkan dalam urusan politik. Agar suasana damai bisa benar-benar berjalan dengan baik saat hajat politik Nasional itu berlangsung. Bahkan menurutnya, Tokoh Agama dan Ulama berada berdampingan dengan Media Massa sesuai fungsinya mengawasi dan menangkal timbulnya Kampanye Negatif dan Isu Sara.

“Meski kita (Media) dengan tokoh Agama dan Ulama berbeda dari sisi peran, tetapi memiliki fungsi yang sama dalam mengawal, mengawasi dan menangkal timbulnya cara-cara tidak elegan dalam berpolitik seperti Kampanye Hitam dan Kampanye Negatif dengan memanfaatkan isu Sara,” tegasnya.

BACA JUGA :  Resep Membuat Soto Ayam Bening Khas Solo yang Sedap dan Nikmat, Bikin Ketagihan

Oleh sebab itu, pihaknya memandang perlu untuk terus mengingatkan masyarakat agar tetap bisa berperan sebagai pribadi-pribadi yang dapat memanfaatkan hak politik dan hak suaranya tanpa harus terkontaminasi oleh pengaruh negatif dari pihak-pihak yang akan berusaha memecah belah tatanan dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan berkedok politik.

“Upaya itu salah satunya dengan menggelar diskusi publik guna pencerahan kepada masyarakat dengan narasumber yang kompeten dengan keilmuannya serta independen tanpa ada keberpihakan terhadap salah satu kontestan pemilu,” pungkasnya.

Untuk diketahui, diskusi ini akan menghadirkan kalangan akademisi sebagai narasumber, forum komunikasi antar umat beragama, kalangan media massa dan masyarakat umum. (Iman R Hakim)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================