MADIUN TODAY – Bupati Madiun H Ahmad Dawami memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek. Ia menegaskan tidak ada keturunan orang Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun.

Menurutnya Madiun hanya dijadikan tempat berkumpul dan deklarasi PKI. “Pada tanggal 17 September 1948, yang mana ini di Madiun yang menjadi pusat aksi di mulai tanggal 17 September. Dan tanggal 18 September 48 ada deklarasi republik Soviet Indonesia di Madiun oleh para PKI. Yang pada saat itu yang menjadi presidennya adalah Muso dan Amir Syarifudin menjadi perdana menterinya,” terang Bupati Madiun kepada wartawan di Monumen Kresek, Selasa (1/9/2019).

Ia menambahkan, stigma soal warga Madiun merupakan keturunan PKI merupakan hal yang harus diluruskan. Menurutnya, Para pelaku pembantaian tokoh dan ulama di Madiun tahun 1948 merupakan orang luar yang ingin menguasai Kabupaten Madiun dan pemerintahannya.

BACA JUGA :  Penemuan Jasad Pria Tergeletak di Trotoar Simpang Sentul, Luka Robek Dibagian Punggung

“Tanggal 18 September 1948 kemudian dikuasai lah semua instansi pemerintahan di Madiun dan sekitarnya oleh PKI. Madiun dijadikan pusat aksi wilayah sekitar Madiun dijadikan markas juga saat itu. Artinya dari embrio, bahwa di Madiun ini PKI embrio tidak ada, semua orang luar,” tambahnya.

Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing itu bercerita, para gembong PKI yang dipimpin Muso, Perdana Menteri Amir Syarifudin serta Sumarsono dan Joko Suyono menguasai Madiun selama 13 hari. Madiun baru kembali dikuasai Pemerintah Indonesia melalui pasukan Siliwangi bersama rakyat pada 30 September 1948.

“Pada saat itu dari pasukan Siliwangi dari arah barat dipimpin oleh Pak Gatot Subroto menyerang PKI dan kembali menguasai Madiun. Kemudian dari arah Timur divisi 2 dipimpin oleh kolonel Sungkono dan kemudian PKI tepat tanggal 30 September 48 Madiun sudah dikuasai lagi oleh Siliwangi bersama rakyat,” paparnya.

BACA JUGA :  Kebakaran Hangsukan Kapal Wisata Sea Safari 7 di Perairan Labuan Bajo

“Di Madiun tidak pernah ada embrio PKI, adanya Madiun menjadi pusat aksinya para TKI,” sambungnya.

Dikutip dari Detik.com, upacara Hari Kesaktian Pancasila diikuti sekitar 500 peserta. Terdiri dari Muspida, Muspika, pelajar, pesilat serta keluarga korban PKI.

Hadir pula Forkopimda Kabupaten Madiun. Di antaranya Kapolres AKBP Ruruh Wicaksono, Dandim 0803 Letnan Kolonel Czi Nur Alam Sucipto dan Kajari Sugeng Sumarsono. Usai upacara, Bupati Madiun dan para peserta upacara melihat-lihat relief kekejaman PKI yang diikuti oleh para pelajar dan pramuka. (Carfine/net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================