JAKARTA TODAY – Sebelum Kongres Luar Biasa PSSI yang berlangsung pada tanggal 2 November 2019 mendatang, para kandidat Caketum dan Cawaketum PSSI berkumpul dan berdiskusi mengenai sepakbola indonesia di acara Mata Najwa.

Selama hampir dua jam berdiskusi bersama, sibuk membahas match fixing (pertandingan yang sudah diatur), ternyata masih banyak praktik kecurangan dalam sepakbola Indonesia ini, para Caketum menyampaikan aspirasi terkait praktik kecurangan ini.

Salah Satu Caketum PSSI, Arif Putra Wicaksono yang mengatakan bahwa jika ia terpilih nanti, pada tahun 2020 ia akan mencoba menggunakan teknologi video assistent technology (VAR).

BACA JUGA :  Panas Siang Hari Paling Nikmat Menyantap Rujak Buah Bumbu Kecap Dijamin Bikin Melek, Ini Dia Cara Membuatnya

Sementara itu, M Kusnaini pengamat sepak bola Indonesia yang tak asing lagi bagi persepakbolaan Indonesia turut mengatakan, apa yang terjadi di Indonesia sekarang ini adalah Inggris 50 tahun yang lalu.

“Kondisi persepakbolaan tanah air (Indonesia, red) saat ini, adalah kondisi persepakbolaan di Negara Inggris 50 tahun yang lalu,” kata Kusnaini.

BACA JUGA :  Minuman Pelepas Dahaga dengan Es Cincau Serut Gula Merah yang Manis Pas

Menurut Cak Mimit, perwakilan suporter Madura United bahwa, yang gagal adalah PSSI, bukan pemain maupun supporter.

“Jadi jangan salahkan suporternya, suporter ini sudah dianggap konsumen, protes dilarang lagi,” pukasnya.

Sekedar informasi, turut hadir juga perwakilan suporter dari Persija, Persib, Psm, Madura United, mereka ingin suporter bisa lebih terlibat lagi dalam sepakbola, mereka ingin keluhan mereka terdengar oleh PSSI yang selama ini tutup mata akan hal ini. (Dipa / Pkl).

============================================================
============================================================
============================================================