Palembang Today – Titik api yang terdeteksi berada di Sumatera Selatan, Selasa (15/10) terpantau menurun sejak kabut asap ekstrem yang terjadi di Palembang dan sekitarnya, Senin (14/10).

Namun, kabut asap masih menyebabkan kualitas udara di Palembang sempat berbahaya serta jarak pandang pada pagi hari belum mencapai titik normal.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Sumsel, terdapat 415 titik api hingga Selasa (15/10). Paling banyak terdapat di Ogan Komering Ilir (OKI) dengan 247 titik api yang letaknya berada di tenggara Palembang. Kabut asap yang terjadi di Palembang disebabkan oleh titik api yang berada di OKI. Jumlah tersebut berkurang dari jumlah titik api pada hari sebelumnya yakni 732 titik api, dengan 437 diantaranya berada di OKI.

BACA JUGA :  2030 Tak Ada Pembangunan TPA Baru di Kota Bogor, Kok Bisa

Dikutip dari CNNindonesia.com, pantauan konsentrasi partikulat pm10 di situs BMKG, sejak pukul 00.00-09.00 WIB menunjukkan kualitas udara di Palembang memasuki kategori berbahaya. Pada pukul 00.00 angka pm10 berada di titik 585,32 mikrogram per meter kubik, titik puncak pada pukul 06.00 dengan 841,32 mikrogram per meter kubik.

Kemudian berangsur menurun pada pukul 09.00 dengan 543,68 mikrogram per meter kubik. Diketahui nilai ambang batas konsentrasi pm10 Masih bisa ditolerir yakni 0-160 mikrogram per meter kubik dengan kategori bank-sedang.

General Manajer AirNav Indonesia Cabang Palembang Ario Subandrio mengatakan, jarak pandang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang stabil di angka 500 pada pukul 05.30-08.00. Angka tersebut di bawah normal atau terbatas karena jarak pandang yang direkomendasikan untuk penerbangan secara aman adalah minimal 800 meter.

BACA JUGA :  Justin Hubner Siap Perkuat Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024


Akibat kondisi tersebut, satu penerbangan sempat ditunda keberangkatannya, dari Pangkal Pinang ke Palembang hingga jarak pandang membaik.

“AirNav bertugas merekomendasikan saja, kita selalu memberikan Notam (notice to airmen) untuk kondisi-kondisi di landasan. Keputusan tetap berada di tangan penerbang,” ujar dia.

Meski begitu, kondisi ini lebih baik daripada Senin (14/10) saat kabut asap ekstrem melanda Palembang dengan jarak pandang di landasan hanya 50 meter. Hingga pukul 10.00 baru membaik, meskipun ada 28 penerbangan yang terganggu.

============================================================
============================================================
============================================================