JAKARTA TODAY – Tak pernah terbayangkan perjalanan pengantin baru Matt dan Lauren Urey ke Selandia Baru akan berakhir sedih. Mereka menjadi korban erupsi Gunung Berapi White Island dengan kondisi tubuh penuh luka bakar.

Seperti yang dikutip dari liputan6.com, pasangan asal Virginia, Amerika Serikat itu sempat dinyatakan hilang hingga akhirnya ditemukan dan dievakuasi melalui udara ke rumah sakit berbeda.

Sebelumnya, ibunda Lauren, Barbara Barham menyebut ia tak mendengar kabar apapun dari anak maupun menantunya setelah menerima pesan suara singkat yang ditinggalkan Matt. Pesan itu mengindikasikan bila mereka terluka parah.

Laporan Washington Post, Senin, 9 Desember 2019, kemudian menyebut seorang juru bicara rumah sakit menghubungi Barham untuk memberitahu bahwa Lauren menjalani operasi di Auckland. Juru bicara itu juga mengabarkan bahwa Lauren mengalami luka bakar 20 persen.

BACA JUGA :  Menu Makan Malam dengan Spageti Udang yang Praktis dan Mengenyangkan

Sementara, sang suami, Matt, dibawa ke rumah sakit di Christchurch. Kondisinya jauh lebih parah, ia mengalami 80 persen luka bakar.

Barham menyampaikan, ibunda Matt memberitahunya soal pesan suara yang ditinggalkan anaknya berisi kalimat, ‘Ada erupsi gunung berapi dan mereka terluka bakar sangat parah.’

“Dia bilang dia akan mencoba menghubunginya kembali secepatnya, tetapi bicara dan membuat kontak telepon saat itu sangat sulit,” ujar Barham. “Tangannya terluka bakar sangat parah sehingga ia sulit menelepon,” lanjutnya.

BACA JUGA :  Ravindra Titip Ribuan Bibit Pohon Ke Peserta Upacara Hardiknas di Sukajaya

Barham mengaku sangat panik dan tak tahu harus melakukan apa. “Saya merasa semestinya saya menangis, tetapi saya bahkan tak dapat menangis,” ucapnya.

Barham sempat berkomunikasi dengan pengantin baru sehari sebelumnya, sebelum mereka bertamasya dari kapal pesiar Ovation of The Seas untuk mengunjungi gunung berapi aktif White Island.

Ia menyebut pasangan itu tak terlalu memperdulikan kemungkinan erupsi meski terdapat peringatan tingkat keaktifan gunung berapi terjadi moderat dan tidak terlihat akan berhenti di area tersebut selama beberapa minggu terakhir.

“Ada peringatan soal itu…Menantuku tak akan pernah mengikuti tamasya bila dia tahu ada risiko mereka akan terluka,” ujarnya. (Amanda/PKL/net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================