TARUTUNG TODAY – Badan jalan Nasional bypass Tarutung – Sipolohon Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara, dibongkar atau aspalnya dipotong.

Sekitar dua bulan aspal badan jalan dipotong yang menyebabkan badan jalan berlobang, hingga saat ini belum ada perbaikan. Pekerjaan itu juga belum diketahui, apakah untuk pembangunan atau hanya sekedar tambal-sulam.

Morlen Silalahi (30), warga yang bermukim di pinggir jalan bypass itu, tepatnya di Desa Hutabarat Partali Julu, Kecamatan Tarutung, Taput mengatakan, aspal badan jalan itu dibongkar atau dipotong sekitar awal November 2019 lalu.

Namun hingga awal tahun 2020 ini, belum ada tanda-tanda aspal badan jalan yang telah dipotong tersebut akan diperbaiki.

“Aspal badan jalan ini dipotong sekitar awal November 2019 lalu. Namun kita heran, pemotongan aspal badan jalan itu hingga awal tahun 2020 ini belum ada diperbaiki. Pemotongan aspal di badan jalan yang membuat badan jalan berlobang-lobang, mengganggu warga yang bermukim di sepanjang pinggiran jalan bypass itu,”ujar Morlen Silalahi, Sabtu (11/1/2020).

BACA JUGA :  Taktik Jitu dan Profesionalisme Ala Shin Tae-yong

Seperti dikutip dari sindonews, Hal senada juga disampaikan warga yang sama, Ucok Matondang. Ucok Matondang menuturkan, akibat badan jalan berlobang-lobang, mobil berat atau truk yang melintas di Jalan Lintas Sumatera Medan – Jakarta itu, mengakibatkan rumah terasa goyang ibarat goyangan gempa bumi.

“Kita berharap, jalan ini untuk segera diperbaiki oleh instansi terkait. Selain warga yang bermukim di sepanjang pinggiran jalan ini terganggu, juga pengguna jalan. Akibat kondisi badan jalan berlobang itu, sudah ada beberapa kali terjadi kecelakaan, namun tidak sampai merugi nyawa pengguna jalan. Hal itu harus menjadi perhatian instansi terkait,”sebut Ucok Matondang.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Kontra Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23

Ucok Matondang juga mengaku heran, bahwasanya untuk akhir tahun 2019 lalu, pinggiran jalan nasional itu terkesan luput dari pemeliharaan instansi terkait. Rerumputan di sepanjang jalan Nasional itu tidak dibabat. Karena merasa semak, sebagian warga-pun membabat rerumputan itu dan sebagian membiarkan tumbuh subur.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Medan, Selamet Rasydi Simanjuntak menerangkan, perbaikan jalan bypass Tarutung tersebut, lamban karena keterbatasan dana.

“Informasi dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), memang ruas Tarutung Bypass hanya program pemeliharaan rutin, karena keterbatasan dana. Dan tingkat kerusakan yang ada mulai dari Siborongborong Taput sampai dengan Kotamadya Padangsidimpuan,”terang Selamet Rasydi Simanjuntak.(Dena/PKL/net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================