KEMANG TODAY – Warga Kemang, Kabupaten Bogor dibuat resah oleh pasangan suami istri (pasutri) yang kerap keluyuran pasca dinyatakan masuk kategori Orang Dalam Pantauan (ODP) Covid-19 usai menjalankan rapid test di Puskesmas Jampang beberapa hari lalu.

Menurut Kepala Desa Tegal, Kasim keduanya dikabarkan baru pulang dari Bangladesh dan sempat singgah di Thailand, kemudian untuk memastikan terindikasi virus atau tidak, keduanya dikarantia selama tiga hari di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta.

Pada 9 Maret 2020, sambung Kasim pasutri tersebut diizinkan pulang ke rumah mereka di Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

20 hari kemudian pasutri yang memiliki dua orang anak berumur 4 dan 10 tahun itu dilakukan rapid tes oleh pihak puskesmas dan dinyatakan ODP.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Jumat 3 Mei 2024

“Ketika kembali ke rumah, keduanya mengalami gejala batuk-batuk. Kemudian pada Senin (20/3) pukul 17.00 WIB, tim medis puskesmas melakukan pemeriksaan. Warga sekitar tidak mau keduanya diisolasi di rumah, mereka meminta untuk dibawa ke rumah sakit. Namun, informasinya rumah sakit penuh dan tidak ada ruangan,” katanya, Rabu (1/4/2020).

Disamping itu, Kasim juga mempertanyakan kesiapan Wisma Kemendagri di wilayah Kemang yang akan digunakan sebagai tempat alternatif merawat pasien ODP Covid-19.

“Harusnya Wisma Kemang sudah bisa dihuni, karena tekanan warga sangat kuat suruh diisolasi di luar rumah,” tegasnya.

Kasim juga menuturkan, bahwa pasien sedikit membandel dan sudah pernah diperingati oleh RT agar tidak keluyuran. Dengan begitu, ia berharap pihak rumah sakit segera menyediakan ruangan karena, dikatakannya kasus itu sudah mendesak.

BACA JUGA :  Waspada Potensi Tsunami, Gunung Ruang Sitaro Kembali Status Awas Usai Erupsi

Terpisah, Kepala Puskesmas Jampang Vera Linda menyebut, bahwa pasien tersebut belum positif melainkan masih masuk kategori ODP dan baru menjalani rapid test.

“Belum positif, pasien masih isolasi mandiri di rumahnya, sementara sudah saya berikan penjelasan baik ke kepala desa dan warga sekitar,” jelasnya.

Vera juga mengaku, pasien memang sering keluar negeri dan terakhir perjalan dari Bangladesh.

“Riwayat pasien ke Bangladesh, dan saat ini kondisi masih terus kami pantau dengan diberikan pendampingan dari puskesmas,” tutupnya. (Bambang Supriyadi)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================