Oleh : Uwaesul Qurni HB Fakir Miskin adalah orang-orang yang sangat sengsara hidupnya. Terhadap Fakir Miskin, kita tidak boleh melukai perasaan fakir miskin. Kepada fakir miskin, kita harus memberi sebagian harta kita. Wikipedia Diantara beberapa pendapat ulama, salah satunya pendiri Pondok Pesantren Al Bahjah Buya Yahya menyatakan. Seseorang dikatakan menjadi fakir apabila kebutuhan dasarnya lebih besar dari penghasilannya. Sebagai contoh apabila seseorang memiliki kebutuhan dasar untuk hidup sebesar 50 ribu. Namun dia hanya berpenghasilan 30-40 ribu, maka dia bisa disebut fakir. Dalam contoh lain juga disebutkan, seseorang yang sudah dalam kondisi tidak bisa bekerja (cacat fisik, sakit, dll) namun dia memiliki harta sekitar 25 juta. Beliau bisa dikatakan fakir, dikarenakan sisa hartanya tersebut diperkirakan tidak mencukupi kebutuhan dasar hidupnya dengan perkiraan sisa usianya (misal 20-30 tahun lagi). Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) orang yang berpenghasilan dibawah dua juta rupiah ketika anggota keluarganya empat sampai lima orang itu dikatakan miskin. Tapi terkadang miskin bukan hanya dari kemampuan dalam segi ekonomi atau penghasilan, tetapi bagaimana cara orang berfikir serta mensyukuri nikmat yang diberikan sang Khalik Pada kesempatan ini penulis mengedukasi kan mengatasi atau merubah kemiskinan dengan pendidikan Pendidikan adalah mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan kelompok orang yang diturunkan dari generasi ke generasi melalui pendidikan, pelatihan, dan penelitian. Pendidikan sering dilakukan di bawah bimbingan orang lain, tetapi itu bisa dilakukan dengan belajar sendiri Kata pendidikan itu sendiri berasal dari kata Latin, “Du Care” yang berarti “bimbingan, bimbingan, atau bimbingan” dan awalan e yang berarti “keluar”. Itu sebabnya pendidikan berarti kegiatan “membimbing”. Setiap pengalaman memiliki pengaruh formatif pada cara orang berpikir, merasakan, atau bertindak dapat dianggap sebagai pendidikan. Pendidikan biasanya dibagi menjadi dua bagian yaitu pendidikan sebelum dilahirkan ” Tarbiyatul Aulad qoblal wiladah” dan pendidikan setelah dilahirkan ” Tarbiyatul Aulad ba’dal wiladah” Pendidikan setelah dilahirkan juga masih terbagi menjadi tiga formal, nonformal informal, pendidikan bisa melalui keluarga lingkungan atau lembaga khusus. Pra-sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, universitas, magang dan sebagainya. Hak pendidikan itu untuk semua orang tidak terkecuali orang miskin walaupun bukan tanpa kendala, namun tidak sedikit orang miskin yang sukses dengan pendidikan. Pendidikan dapat dilakukan orang tua melalui pembelajaran di rumah, pembelajaran elektronik, atau pendidikan serupa untuk anak-anak nya. Pendidikan biasanya dimulai ketika bayi lahir dan berlangsung seumur hidup, carilah ilmu dari lahir sampai keliang lahat. Utlubul ilma minal mahdi ilallah di dengan harapan bahwa banyak orang dapat mengajar bayi Anda sebelum melahirkan anak, kita dapat memulai pendidikan dengan bacaan baik seperti lantunan ayat suci Al quran di dalam rahim. Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih bermakna daripada pendidikan formal. Seperti yang dikatakan Mark Twain, “Saya tidak pernah membuat sekolah saya mengganggu pendidikan saya” Bimbingan keluarga dilakukan secara informal, tetapi keluarga memainkan peran kepemimpinan yang sangat dalam.
BACA JUGA :  Tuban Jatim Diguncang Gempa Magnitudo 3,7
============================================================
============================================================
============================================================