BOGOR TODAY – Adanya covid19 di Kota Bogor membuat metode pembelajaran di sekolah melakukan sistem jarak jauh atau sistem dalam jaringan (daring). Namun, dengan penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring ternyata banyak dikeluhkan oleh siswa maupun orang tua lantaran harus membeli pulsa atau kouta internet tiap hari. Di sisi lain, mereka juga mempunyai kebutuhan seperti membeli kebutuhan pokok dan lain sebagianya. Otomatis mereka pun harus membagi antara kebutuhan pokok dan kebutuhan belajar bagi anaknya, sedangkan penghasilan mereka tidak menentu, bahkan banyak yang menengah ke bawah. Adanya keluhan tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor harus memutar otak agar penerapan PJJ dapat diterapkan dengan baik. Apalagi, Disdik melalui Kepala Bidang Sekolah Dasar (Kabid SD), Maman Suherman mengatakan, bahwa siswa yang tidak bisa mengikuti PJJ atau daring di Kota Bogor itu ada sekitar 10,5 persen. “Menurut laporan para pengawas SD yang tidak bisa daring itu ada sekitar 10,5 persen. Artinya dari 200 ribu siswa SD se-Kota Bogor mungkin ada dua ribu-an lebih yang tidak bisa daring,” kata Maman kepada BogorToday, Kamis (30/7/2020). Maman menjelaskan, siswa yang tidak bisa daring tersebut rata-rata keterbatasan ekonomi dalam hal ini membeli pulsa atau kouta internet. Selain itu, tidak memiliki fasilitas handphone android dan juga jaringan internet yang tidak bisa diakses. “Bahkan ada juga mereka (orang tua siswa, red) hanya memiliki satu hp sedangkan kebutuhan belajar untuk anak-anaknya lebih dari satu orang, misalnya anaknya itu ada yang sekolah SD, SMP hingga SMA,” ujarnya.
BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Jumat 19 April 2024
============================================================
============================================================
============================================================