Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati Pendidikan)

Pada tahun 2022 ini bangsa Indonesia memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-77. Setelah 77 tahun merdeka, dan sekarang umur kita berapa? apakah secara pribadi kita sudah merdeka? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus tahu apa pengertian dari merdeka itu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata merdeka mempunyai tiga arti yaitu: pertama bermakna bebas (dari penghambaan, penjajahan dan sebagainya), berdiri sendiri. Kedua bermakna tidak terkena atau bebas dari tuntutan. Ketiga bermakna tidak terikat tergantung pihak tertentu, leluasa (dapat berbuat sekehendak hatinya). Jika boleh disimpulkan 3 arti kemerdekaan di atas berarti bebas dari tuntutan, bebas dari penghambaan, bebas dari penjajahan, bebas dari rasa takut, bebas melakukan apa yang ingin dilakukan. Menurut Islam, merdeka adalah bebas untuk bertindak sesuai dengan syariat Islam.Jangan takut dengan syariat Islam, karena Ibnu Taimiyah mendefinisikan syariat Islam itu menaati Allah, menaati Rasul-Nya, dan para pemimpin yang beriman. Jadi seorang muslim hidup di dunia ini tidak bisa lepas dari syariat Islam, dari bangun tidur sampai tidur lagi, dari lahir sampai mati, seorang muslim itu harus pakai syariat Islam. Mau tidur dan bangun tidur berdoa, mau makan dan minum berdoa, mau masuk dan keluar toilet juga berdoa dan lain-lain itulah makna dari styariat Islam. Bayi baru lahir juga diadzani dan diiqomati ini juga syariat Islam, mau nikah juga pakai syariat Islam dengan segala syarat-syaratnya, mau shalat, puasa, zakat, naik haji juga syariat Islam. Dan yang terakhir jika kita wafat juga pakai syariat Islam,  seperti cara memandikan dan menshalatkan.  Jadi kita semua dalam hidup ini sudah melakukan syariat Islam dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jadi syariat islam itu bukan hal yang menakutkan. Makanya dulu Piagam Jakarta (sebelum berubah menjadi Pancasila) pada sila pertama berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Setelah melalui musyawarah dan mufakat antara Ulama, Kyai, kaum nasionalis dan non muslim, Pancasila sila pertama berubah menjadi, Ketuhanan Yang Maha Esa. Inilah indahnya dan eloknya toleransi yang dicontohkan para pendiri bangsa dalam menghadapi perbedaan pendapat. Dan ini juga contoh kebesaran hati dari golongan Islam yang merupakan mayoritas tapi tetap menghargai pendapat golongan minoritas (non muslim). Karena pada waktu itu, golongan minoritas sempat mengancam keluar dari NKRI, jika dalam Pancasila sila pertama masih ada kata-kata Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Baik penulis akan membahas kemerdekaan dihubungkan dengan diri kita masing-masing, bukan kemerdekaan yang dihubungkan dengan kondisi bangsa dan negara.
BACA JUGA :  Restoran Ramen Populer di Bogor, Hotmen Puaskan Selera dan Perut Para Penggemar
============================================================
============================================================
============================================================