Hal itu perlu dilakukan karena menurut Bima, pembenahan Daerah Aliran Sungai (DAS) membutuhkan perhatian atau atensi dari berbagai kalangan. “Pembenahan ini harus dilakukan bersama-sama, ada ranahnya gubernur, ada ranahnya balai besar, Kementerian PUPR. Bagus banget kalau jadi program strategis nasional dan saya mendorong agar Pak Jokowi bisa memberikan atensi ke Ciliwung,” lanjut Bima ketika berdialog dengan Komunitas Ciliwung Depok di sela perjalanan ekspedisi itu. Menurutnya, Ciliwung adalah urusan bersama. “PR-nya banyak, perlu kerja bareng dari hulu ke hilir. Kalau kita tidak serius, kalau kita tidak kerjasama, akan begini-begini saja. Ini lihat datanya. Ketika dari Depok ke Jakarta airnya semakin bau, semakin cokelat, kiri kanannya semakin banyak timbunan sampah, baik yang dibawa banjir maupun sampah dari warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai,” katanya. Ia melanjutkan, “Kalau kita sama-sama serius membuat Ciliwung bersih, kemudian airnya terserap di hulunya, terserap di Kabupaten Bogor, di Kota Bogor dan di Kota Depok, maka air  yang mengalir ke Jakarta akan semakin berkurang.” Bahkan kolaborasi antar komunitas penting dilakukan agar dapat mengkampanyekan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan masyarakat sekitar. Oleh karenanya, semangat itu harus terus disuarakan. Di Kota Bogor lanjut Bima, “Kami sudah bentuk Satgas Ciliwung dan sudah 2 tahun ini dianggarkan APBD. Masih banyak perbaikan yang harus dilakukan dalam hal timbunan sampah dan kebersihan walaupun teman-teman ini aktif full time setiap hari. Kami ingin yang dilakukan di Bogor juga dapat dilakukan di Depok dan Jakarta.” Selain membentuk Satgas Ciliwung yang tugasnya bersihkan sampah, normalisasi saluran air, edukasi kepada warga, juga ada kegiatan membangun infrastruktur untuk membentuk kultur. Di kampung-kampung pinggiran sungai dibangun IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) dan sistem pengelolaan sampahnya, supaya warga setempat tidak buang sampah dan buang air sembarangan. Pada akhirnya, “Kita berharap Sungai Ciliwung bisa seperti sungai Citarum yang menjadi konsen bagi Presiden,” katanya. Pembenahan maupun naturalisasi Ciliwung menurut Bima, bukan hanya sekadar persoalan kebersihan saja, tapi juga menyangkut keselamatan orang banyak, karena  lingkungan hidup yang bersih adalah penopang kesehatan masyarakat. Jika Ciliwung  tertata hingga menjadi bersih dan sehat maka potensi wisata arung jeram akan sangat diminati oleh masyarakat. Terlebih, sungai tersebut dapat mencegah banjir, maka manfaatnya akan banyak dirasakan oleh banyak orang. (Advertorial)
Halaman:
« 1 2 » Semua
BACA JUGA :  Ucapan Akhir Kepemimpinan Bima Arya dan Dedie Rachim: Hatur Nuhun Sadayana, Abdi Pamit
============================================================
============================================================
============================================================