BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Nusantara Literasi Baca belum lama ini menggelar webiner perdana dengan tema “Mengapa Kemampuan Literasi Generasi Penerus Sangatlah Rendah, Salah Satunya di Pulau Sumba”. Kegiatan ini dilaksanakan via zoom meating, pada Minggu 8 Agustus 2021 kemarin.

Dalam kesempatan pertama sebagai Keynote Speaker Wilhelmus Yape Kii, M. PHIL., M.A mengapresiasi kegiatan ini, dengan harapan kegiatan ini bisa menjadi motivasi atau inspirasi bagi para generasi muda dan bahkan masyarakat pada umumnya terlebih khusus anak muda di pulau Sumba.

Wilhelmus sapaan akrabnya menyampaikan bahwa dengan perkembangan jaman yang semakin berubah literasi sangat penting untuk dikembangkan untuk menjawab masalah yang Sumber Daya Manusia (SDM) di pulau Sumba.

Rektor STKIP Weetebula ini mengatakan bahwa masalah yang pertama adalah rendahnya kualitas SDM dalam hal ini ketersediaan, kualifikasi rendah kompetensi guru kurang.

“Distribusi guru tidak merata, gaji guru rendah, kompetensi manajerial, kepemimpinan, kepala sekolah minim, ketidak disiplinan guru dan siswa kurang, pengawas sekolah umumnya kurang memenuhi syarat dan tidak efektif,” pungkas Wilhelmus.

BACA JUGA :  Remaja di Cicalengka Bandung Dibacok Geng Motor Slotter

Lanjutnya bahwa masalah yang kedua rendahnya kualitas SDM menyebabkan proses pembelajaran di sekolah tidak efektif. Para pemangku kepentingan menyatakan bahwa sebagian besar guru tidak mempersiapkan pelajaran mereka secara teratur dengan tidak menyusun perangkat pembelajaran, tidak menggunakan metode yang pas dengan materi yang mereka ajarkan, dan tidak menggunakan media pembelajaran.

“Mutu pembelajaran murid, hasil ujian nasional 100% setiap tahunya dan merupakan petunjuk bahwa hasil pembelajaran peserta didik tidak bermasalah, tapi tidak mencerminkan sama sekali ketidakterandalan penilaian siswa,” ungkap Wilhelmus.

Lebih lanjut Wilhelmus menjelaskan bahwa masalah yang ketiga terkait sarana dan prasarana di sekolah tidak memadai seperti buku teks dan alat belajar kurang, serta masalah literasi dan numerasi di sekolah kurang, bahkan sebagian sekolah di Sumba belum memiliki perpustakaan untuk mendukung budaya membaca.

“Infrastruktur sekolah di empat kabupaten di Sumba digambarkan tidak memadai dan berkualitas buruk, masalah ini terus berlanjut karena kekurangan dana,” bebernya.

BACA JUGA :  Kerutan di Kulit Bisa Diatasi dengan Rutin Konsumsi Makanan Ini

Ia berharap agar adanya dukungan dari pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat untuk melihat masalah ini, menurutnya kalau dibangunkan perpustakaan umum di setiap kota kabupaten dan bahkan di desa-desa untuk mendukung literasi baca agar lebih meningkat.

Sementara itu, Theresia M. D. Abul, S. Pd menyampaikan bahwa literasi di SD sangat diperlukan sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan menjadi bekal kehidupan selanjutnya. Ia menjelaskan literasi yang paling penting adalah membaca, menulis, menyimak dan berbicara.

“Agar mencapai apa yang diharapkan maka peran guru sebagai pendidik dan pengajar sangatlah besar. Adapun upaya seorang guru membantu siswa/i agar kemampuan literasi baik yaitu dengan menyiapkan kelas yang literat, menggunakan media seperti Big Book, menggunakan strategi yang tepat sesuai tingkat atau tipe belajar siswa kelas rendah yaitu dengan cara bermain,” ujar Theresia.

============================================================
============================================================
============================================================