“Neraca keuangan yang tangguh, perseroan membukukan posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas sebesar Rp8,1 triliun pada tanggal 30 Juni 2021. Arus kas yang kuat dihasilkan dari kegiatan operasi dan upaya berkelanjutan yang dilakukan manajemen untuk meningkatkan modal kerja adalah kunci untuk mempertahankan
neraca perseroan yang tangguh, ungkap dia.

Pembayaran dividen sebesar Rp500 per saham yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan pada Juli 2021 akan dibagikan di Agustus 2021 sehingga dengan dividen interim Rp 225 per saham yang telah dibayarkan di Desember 2020, total dividen tahun 2020 adalah Rp 725 per saham.

Dengan posisi Neraca yang kuat dan tanpa utang pada bank, Indocement siap melakukan investasi baik untuk program digitalisasi dan otomatisasi operasional Perseroan mulai dari cara penjualan semen sampai operasional pabrik; investasi juga dilakukan untuk mengkonversi pabrik agar dapat menggunakan bahan bakar alternatif dan memproduksi produk-produk yang lebih ramah lingkungan serta untuk ekspansi pada bidang logistik dan distribusi. Indocement juga siap untuk berpartisipasi untuk kemungkinan konsolidasi pada industri semen di masa depan.

BACA JUGA :  Minuman Segar dengan Es Jeruk Buah Potong untuk Takjil Dingin Kesukaan Keluarga

Ekspektasi Pemulihan Konsumsi Semen yang berlanjut di tengah ketidak-pastia

Semester pertama tahun ini telah memberikan signal yang positif terhadap pemulihan ekonomi namun sejak Juli dimana Indonesia kembali mengalami gelombang pandemi kedua yang diikuti oleh pembatasan mobilitas yang ketat dari Pemerintah, COVID-19 merupakan faktor ketidakpastian yang berkelanjutan pada pemulihan ekonomi.

“Namun demikian Indocement tetap optimis terhadap konsumsi semen domestik pada tahun 2021 ini dengan perkiraan pertumbuhan 5% lebih. Dari tahun-tahun sebelumnya, konsumsi semen di semester kedua telah bertumbuh lebih dari 30% lebh dibandingkan semester pertama,” kata dia.

Tren yang sama diperkirakan akan berlanjut disebabkan oleh penyelesaian anggaran belanja pada akhir tahun pada proyek-proyek yang sedang berjalan, lebih banyaknya proyek-proyek infrastruktur dan swasta yang akan mulai di semester kedua, serta sektor perumahan yang mendapat keuntungan dari insentif PPN untuk rumah baru, suku bunga yang lebih rendah, termasuk relaksasi pada rasio LTV/ FTV.

BACA JUGA :  Jadi Ujung Tombak Jaga Lingkungan, Dedie Rachim Ajak RW se-Kota Bogor Gali Potensi Wisata Wilayah

Tentunya harapan akan pemulihan konsumsi semen tersebut pada akhirnya akan banyak bergantung pada tingkat penyebaran COVID-19 yang dapat dikendalikan dengan baik.

“Faktor lain yang juga membuat ketidakpastian berkenaan dengan tingginya kenaikan biaya energi baik harga pembelian batu bara maupun harga bahan bakar. Hal ini akan membutuhkan Perseroan untuk terus melakukan efisiensi baik dalam biaya produksinya maupun dengan berbagai inovasi untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif di kemudian hari,” pungkasnya (*/Iman R Hakim)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================