BOGOR-TODAY.COM, JAKARTA – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement) merangkum pertengahan pertama tahun ini dengan pertumbuhan volume penjualan secara keseluruhan sebesar sekitar 11,3% dari pertumbuhan penjualan domestik sebesar skitar 8,8% dan pertumbuhan penjualan ekspor sebesar  513,4%. Pangsa pasar kami untuk semester I tahun 2021 adalah 25,6%.

“Indikator-indikator keuangan yang meningkat. Margin pada indikator-indikator keuangan seperti Laba Kotor, EBITDA, dan laba periode berjalan menunjukkan peningkatan yang disebabkan oleh pertumbuhan volume penjualan dan efisiensi
operasional yang berkelanjutan,” ujar Direktur dan Corporate Secretary, Antonius Marcos dalam rilis yang diterima media ini, Kamis (5/8/2021).

Dia menjelaskan, dividen yang menarik dengan Dividend yield sebesar 5% Total Dividen yang dibagikan tahun 2020 adalah sebesar Rp725 per saham, yaitu terdiri dari. Dividen yang akan dibagikan pada Agustus 2021 sebesar Rp500 per saham dan dividen interim sebesar Rp225 per saham yang telah dibayarkan pada Desember 2020.

“Neraca yang kuat sampai dengan 30 Juni 2021, Indocement mempertahankan posisi Neraca yang kuat dengan Kas dan Setara Kas sebesar Rp8,1 triliun dan tanpa hutang (zero debt),” kata dia.

BACA JUGA :  Resep Membuat Mango Sago di Rumah Dijamin Anti Gagal

Indocement membukukan volume penjualan domestik (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 8,0 juta ton pada semester I tahun 2021meningkat 642 ribu ton atau sekitar 8,8% dari periode yang sama tahun lalu yang menetapkan pangsa pasar perseroan menjadi 25,6% untuk semester I tahun 2021.

“Volume penjualan perseroan di luar Jawa tumbuh sebesar 10,6% (pangsa pasar 15,7%) lebih tinggi dari pertumbuhan di Jawa sebesar 3,0% (pangsa pasar 34,3%). Peningkatan di Sulawesi dengan volume penjualan sebesar  61,3% (pangsa pasar 8,9%), didukung oleh proyek smelter di Konawe, serta diikuti pertumbuhan penjualan di Kalimantan sebesar 15,7% (pangsa pasar 22,3%) dan Sumatera sebesar 10,8% (pangsa pasar 13,1%),” tuturnya.

Pendapatan neto perseroan meningkat menjadi Rp 6.666,9 miliar dibandingkan semester I tahun 2020 sebesar Rp 6.175,2 miliar yang terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan.

Beban pokok pendapatan meningkat dari Rp 4.572,9 miliar menjadi Rp 4.295,3 miliar, seiring dengan pertumbuhan volume penjualan keseluruhan. Perseroan berhasil menjaga persentase kenaikan biaya lebih rendah dari persentase kenaikan volume penjualan meskipun terjadi peningkatan harga batu bara.

BACA JUGA :  Resep Membuat Cah Kangkung Saus Tiram yang Lebih Sedap Bikin Ketagihan

Hal ini disebabkan oleh upaya berkelanjutan pada peningkatan penggunaan bahan
bakar alternatif dan batu bara bernilai kalori rendah (LCV), termasuk pengoperasian kiln-kiln yang paling efisien.

Hasilnya, marjin laba bruto meningkat pada semester I tahun 2021 dibandingkan
periode yang sama tahun lalu dengan kenaikan nilai rupiah dari Rp 1.879,9 miliar menjadi Rp 2.094,1 miliar.

Perseroan mencatatkan pendapatan keuangan neto lebih rendah pada semester I tahun 2020 menjadi Rp76,8 miliar, yang disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga sebagai akibat dari penurunan suku bunga secara progresif oleh Bank Indonesia. Laba periode berjalan meningkat tajam menjadi Rp 586,6 miliar pada semester I tahun 2021 vs Rp 470,0 miliar dari periode yang sama tahun lalu.

============================================================
============================================================
============================================================