ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN TIDAK PERLU MODERASI BERAGAMA

Sebetulnya Islam Nusantara itu bagus, karena penafsiran Islam yang mempertimbangkan adat istiadat dan budaya lokal di Indonesia dalam merumuskan fikihnya. Islam Nusantara juga tidak populer karena membuat pro dan kontra di masyarakat, yaitu dengan menyalahkan budaya Arab dan terlalu mengagungkan budaya Nusantara.

Maka muncullah istilah moderasi beragama, yaitu wacana keagamaan yang berkembang akhir-akhir ini. Menurut penulis, mengapa muncul moderasi beragama? Karena pemerintah gagal dengan program Islamphobia yang terdiri dari memerangi radikalisme (radikal-radikul), Islam dicap ekstrem dan teroris serta stigma negatif lainnya.

BACA JUGA :  Puncak Arus Balik di Terminal Baranangsiang Diprediksi 15 April 2024

Sedang pengertian radikalisme menurut Depdiknas 2002, radikalisme diartikan sebagai paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.

Ini juga tidak mungkin terjadi di sekolah, tapi sekali lagi, jika untuk pencegahan ya tidak apa-apa. Tapi sama seperti di atas, apa tidak ada pekerjaan yang lebih penting?

Aneh bin ajaib kan,  Mas Menteri Nadiem kok disuruh mengurus radikalisme, ekstremisme dan terorisme, bukannya mengurus kesejahteraan guru, meningkatkan mutu guru, dosen dan peserta didik. Bukankah sudah ada Densus 88 yaitu polisi yang bertugas memberantas teroris dan ada BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme).

BACA JUGA :  2030 Tak Ada Pembangunan TPA Baru di Kota Bogor, Kok Bisa

Padahal Islam merupakan agama rahmatan lil alamin, yaitu agama yang merupakan bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT kepada seluruh manusia dan alam semesta. Jadi sekali lagi Islam bukan radikal, ekstrem apalagi teroris.

Menurut saya, sebaiknya Mas Menteri Nadiem lebih baik fokus meningkatkan mutu pendidikan dan ristek di Indonesia secara umum, bukan malah membuat program moderasi beragama di sekolah. Jayalah Indonesiaku. (*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================