Taman Belajar Saung Aksara Guna
Taman Belajar Saung Aksara Guna Didirikan Dari Sebuah Keprihatinan Terhadap Pendidikan Anak-anak. Foto : Didin/CR

BOGOR-TODAY.COM, BOGORTaman belajar saung aksara guna (SAG) yang berada di Kampung Lokapurna Gunung Salak Endah RT 02/08, Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor ini sudah berdiri hampir 4 tahun tepatnya 2018 lalu.

Didirikannya taman baca itu, berawal dari sebuah keprihatinan seorang pemuda setempat terhadap pendidikan, khususnya anak-anak di sekitarnya membuat Asep Setiawan (26) tak berdiam diri.

Dirinya lantas mendirikan taman belajar Saung Aksara Guna. Agai menyebutkan, bahwa taman belajar yang dirintis sejak masih kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-aulia Pamijahan dan aktif di organisasi kampus itu didirikan secara sukarela, dan anak-anak yang belajar disana tidak dipungut biaya alias gratis.

Agai mengisahkan, pengalaman belajar dan organisasi yang memotivasi dirinya untuk mengabdi kepada masyarakat sesuai dengan Tri Darma Mahasiswa.

BACA JUGA :  Bejat, Ayah di Buleleng Perkosa Putri Kandung Berusia 7 Tahun

“Ya, motivasinya sih pengabdian atas apa yang disebut Tri Darma Mahasiswa yang mengatakan Pendidikan, Penelitian, dan pengabdian. Karna Pendidikan itu dari semenjak kita masuk Sekolah Dasar, hingga SMA,” tuturnya kepada bogor-today.com, Senin (18/10/2021).

Perjuangannya untuk mengedapankan pendidikan bagi anak-anak tak semulus yang diharapkan. Dirinya mengaku sempat jatuh bangun mendirikan taman baca tersebut. Hingga akhirnya, Agai memanfaatkan sebuah bangunan semi permanen berukuran 2×3 meter persegi yang bersebelahan dengan majelis pengajian.

“Selepas SMA lalu masuk Universitas atau perguruan tinggi, itu namanya Penelitian. penelitian atas pendidikan yang didapat dari sekolah dasar lalu SMP SMA sampai kuliah, setelah lulus dengan sebuah gelar sarjana baru kita menginjak pada apa yang disebut pengabdian,” jelasnya.

BACA JUGA :  Dukung Sukseskan Lomba MTQ, Sekda Burhanudin Hadiri Langsung Pembukaan MTQ Ke-38 Tingkat Jawa Barat

Saat ini, kata Agai taman baca itu telah menampung 30 anak. Mengingat tempatnya terbatas, dirinya membagi waktu belajar dari siang hingga malam. Dalam satu hari, kata dia terdapat tiga kali pertemuan juga dibagi perkelompok.

Waktu belajarnya dimulai selepas anak-anak menunaikan salat ashar, lalu disambung kelompok kedua habis magrib hingga sesudah Isya, kemudian kelompok ketiga selepas Isya hingga pukul 9 malam. Sementara untuk hari Sabtu dan Minggu dijadwalkan untuk libur.

“Jadwal pelajarannya sih menyesuaikan anak-anak, seperti Senin sampai Rabu belajar membaca, menulis, mempelajari tugas sekolah anak, dan mengaji. Untuk hari Kamis menulis, menghitung, mengerjakan tugas, dan mengaji. Untuk hari Jumat menulis, menghitung, diskusi kelompok, dan mengaji tapi lebih kepada peraktek.” Tutupnya. (Didin/CR)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================